BOGOR, iNewsBogor.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bekerjasama dengan Warga Upadaya dan Child Fund Internasional menggelar Diseminasi Program Percepatan Penurunan Stunting Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor Phase II) di Bogor Creative Center (BCC) Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bogor, Jumat (10/2/2023).
"Iya ini kerja sama Pemkot Bogor dengan Warga Upadaya dan Child Fund Internasional yang sudah masuk tahun ketiga sejak 2020, 2021 dan 2022. Di 2021 dilakukan di dua kelurahan, yakni kelurahan Pasirkuda dan Pasirjaya. Kemudian di 2022 kemarin dilakukan di 4 kelurahan, yakni kelurahan Pamoyanan, Mulyaharja, Rangga Mekar, Babakan Pasar," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi.
Rudy mengatakan, kegiatan hari ini merupakan sosialisasi dari hasil pembinaan selama tiga bulan. Pembinaan yang dilakukan yakni dengan memberikan edukasi kepada peserta potensial, terutama pada ibu yang memiliki anak di bawah dua tahun tak terkecuali yang berisiko stunting. Di pembinaan ini para ibu diajarkan terkait dengan pola pengasuhan, pangan gizi dan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).
Ia menuturkan, pendekatan-pendekatan penanganan stunting terdiri dari dua, yaitu pendekatan spesifik yang terkait dengan kesehatan intervensinya 30 persen dan pendekatan sensitif yang terkait dengan lingkungan dan infrastruktur intervensinya 70 persen.
"Dua pendekatan ini kami coba kolaborasikan menjadi satu bagian utuh. Di wilayah yang dilakukan pembinaan, ibu-ibunya sudah tereduksi, semoga manfaatnya bisa dirasakan jangka panjang, yakni ada perubahan perilaku, perubahan mindset dan perubahan pola asuh," harapnya.
Ia menerangkan, data stunting Kota Bogor yang dikeluarkan dari pemerintah pusat mengalami kenaikan menjadi 18,7 persen. Data ini berbeda dengan data yang data yang dimiliki Dinkes Kota Bogor yang mana angka stunting di Kota Bogor hanya 3,5 persen sesuai dengan angka saat Bulan Penimbangan Balita (BPB) Agustus 2022 lalu.
"Pemerintah pusat tetap menggunakan data dari pusat. Nah pada saat roadshow Menteri Kesehatan hampir semua yang kota/kabupaten menyatakan ingin ada integrasi data atau sinkronisasi data karena rata-rata di Kabupaten/Kota angkanya juga berbeda dengan BPB," ujarnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, di Kota Bogor masih banyak PR. Pasalnya, dua tahun terakhir angka stunting naik dari sebelumnya 16 persen menjadi 18,7 persen, padahal pertumbuhan ekonomi Kota Bogor ada diatas rata-rata.
"Jadi yang harus kita lakukan, pertama semuanya harus bergerak, pasukannya harus lengkap semuanya harus tahu apa yang dilakukan. Kedua tugasnya harus jelas, semua harus paham apa yang dilakukan dan ketiga edukasi," katanya.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait