JAKARTA, iNewsBogor.id - Sejumlah aktivis kemanusiaan yang tergabung dalam Muda Toleran Bersuara Indonesia (Muara Indonesia) menunjuk M Kinzie Almeer Oey sebagai koordinator nasional untuk periode 2023-2025.
Pengukuhan Kinzie sebagai Koordinator Muara Indonesia dilakukan dalam musyawarah terbatas secara virtual yang digelar pada Minggu (9/7/2023). Dalam kesempatan itu, Kinzie juga menunjuk Klaudia Anastasia Deda sebagai Kepala Program dan Farid Mamonto sebagai Kepala Divisi Kreatif.
Dalam sambutannya, Kinzie mengaku merasa terhormat atas penunjukan dirinya sebagai koordinator nasional.
"Ini amanah kepercayaan bagi saya sekaligus tanggung jawab besar untuk menakhodai Muara Indonesia selama dua tahun ke depan,” kata Kinzie dikutip dari keterangan tertulis Muara Indonesia, Sabtu (12/8/2023).
Kinzie mengatakan pihaknya sudah menyusun dan mengembangkan sejumlah program kerja yang fokus pada isu kemanusiaan, toleransi, HAM, dan kesetaraan gender.
"Dalam waktu segera, kami akan meluncurkan program prioritas," katanya.
Sebagai informasi, Muara Indonesia merupakan komunitas yang terdiri dari alumni Youth Camp Muda Toleran 2022 di Yogyakarta. Kegiatan ini digagas oleh Sekertaris Nasional Jaringan Gusdurian dan Internasional NGO Forum on Indonesia Development (INFID).
Kinzi mengatakan ada 30 anggota alumni Youth Camp. Mereka terdiri dari latar belakang suku, budaya, agama, dan orientasi seksual yang berbeda. Para anggota tersebar di seluruh provinsi Indonesia.
“30 pemuda dan pemudi ini berkomitmen mendeklarasikan Muara Indonesia sebagai ruang belajar dan ruang gerakan dalam mengkampanyekan pentingnya merawat dan menjaga keberagaman di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara," tutur Kinzie.
Kinzie mengatakan keberagaman di Indonesia seringkali ditimpa masalah intoleransi yang berujung pada konflik dan perpecahan. Musibah intoleransi, kata dia, tak jarang diciptakan oleh kelompok-kelompok tertentu secara sengaja.
Pihak yang menjadi target kaum intoleran pun selalu mengarah pada kelompok yang dipandang minoritas. Oleh karena itu, Kinzie melanjutkan, Muara Indonesia dibentuk untuk turut melakukan upaya pencegahan dan advokasi terhadap korban intoleransi, seiring dengan ikhtiar mengkampanyekan toleransi secara luas.
"Muara Indonesia siap menjadi kolaborator bagi lembaga maupun komunitas yang bergerak di bidang kemanusiaan. Membumikan toleransi adalah semangat kami," kata Kinzie.
Lebih jauh Kinzie mengatakan gerakan Muara Indonesia berpijak pada tiga prinsip, yakni anti-diskriminasi, menolak segala bentuk penindasan, serta menjadi pelopor keadilan dan toleransi di kalangan anak muda. "Tiga pilar utama itulah yang menjadi pijakan organisasi dalam melangkah," kata dia.
Kepala Program Muara Indonesia, Klaudia Anastasia Deda, mengatakan terdapat empat program kerja dengan dua program aksi unggulan yang akan dijalankan selama periode kepemimpinan terbaru. Program itu meliputi podcast, kampanye toleransi di media sosial, pendidikan jurnalistik, serta pameran kebudayaan.
"Podcast dan media sosial akan jadi aksi unggulan kami," kata Alumni Universitas Indonesia ini.
Perempuan asal Nusa Tenggara Timur ini berharap Muara Indonesia mampu menciptakan ruang aman bagi kelompok-kelompok rentan terkena diskriminasi, persekusi, dan intoleransi. Ia menegaskan pesan dari nilai-nilai keberagaman dan pluralisme harus terus dikampanyekan untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia.
"Tujuannya adalah agar berdampak pada keharmonisan, timbulnya tenggang rasa antar sesama, serta menciptakan ruang aman bagi setiap warga negara yang tinggal di Indonesia," pungkasnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait