JAKARTA, iNewsBogor.id - Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif 08 (GERAK 08), Revitriyoso Husodo, menyatakan bahwa Indonesia saat ini menghadapi krisis multidimensional yang dipicu oleh perkembangan geopolitik yang tidak stabil. Dalam pandangannya, untuk mengatasi tantangan ini, Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang tegas, independen, dan kreatif.
Husodo juga menyoroti peluang bagi Indonesia untuk mengambil peran yang lebih besar dalam dunia yang semakin multipolar.
"Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang tegas, independen serta kreatif agar dapat terlepas dari krisis," kata Revitriyoso dalam keterangan tertulis Minggu (24/9/2023).
Dampak dari pandemi Covid-19 dan konflik di Ukraina-Rusia telah menciptakan periode ketidakpastian yang disebut sebagai masa ketidakpastian. Komunike Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang digelar di Bali pada Oktober 2022 menyatakan bahwa dunia tengah dihadapkan pada berbagai krisis, termasuk krisis pangan, energi, iklim, dan mata uang.
Menurut Revitriyoso, ancaman-ancaman ini berdampak langsung pada kondisi di Indonesia, mulai dari tingkat nasional hingga dampak lokal seperti melambungnya harga kebutuhan pokok.
Di tingkat regional, Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2023 menyampaikan tekad Indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dan kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Revitriyoso mengusulkan agar dibuat serangkaian strategi pembangunan oleh pemerintah. Pertama, memperkuat persatuan nasional, membangun industrialisasi nasional, menciptakan situasi yang kondusif, dan memperkuat peran Asia Tenggara di tingkat global.
"GERAK 08 mengusulkan strategi pembangunan melalui tahapan-tahapan yang harus diperjuangkan. Pertama menggelorakan persatuan nasional sebagai modal dasar bagi pembangunan nasional. Persatuan antara rakyat dan negara," kata dia.
Revitriyoso Husodo.
"Untuk itu kita perlu meninggalkan cara-dara berpolitik menggunakan benturan primordial seperti agama suku dan kelompok di masyarakat. Menggantikannya dengan berpolitik yang santun dan konstruktif dengan meninggikan adu konsep adu gagasan bagi kemaslahatan bersama," imbuh Revitriyoso.
Langkah kedua adalah mengembangkan industri nasional dari hulu ke hilir, dengan fokus pada tenaga kerja terdidik dan teknologi canggih. Pemerintah, kata Revitriyoso, harus meningkatkan bantuan yang ditargetkan secara tepat di tingkat desa untuk mendukung permodalan usaha produksi, sertifikasi, teknologi, dan infrastruktur ekonomi nasional serta pusat-pusat produksi.
Di sisi lain, Revitriyoso mendorong pemerintah agar kreatif dalam memasarkan produk nasional, dengan mengoptimalkan penggunaan data produk dan memperluas kehadiran di pasar digital. Kerja sama dengan Kedutaan Besar, Indonesian Trade and Promotion Center (ITPC), Kantor Dagang Dan Industri (KADIN), dan seluruh jaringan masyarakat Indonesia di luar negeri, termasuk buruh migran, pelajar, dan pelaku usaha, adalah kunci untuk membangun pangsa pasar internasional bagi produk-produk unggulan kita.
"Ketiga, kita perlu membangun situasi yang kondusif dalam kehidupan bernegara, di mana rasa aman, kenyamanan, dan kebersamaan menjadi prioritas utama. Ini dapat dicapai dengan cara merangkul serta mengakomodir beragam kepentingan masyarakat sebanyak mungkin," katanya.
Keempat, Revit mengimbuhkan, penting bagi Indonesia untuk memperkuat kekuatan Kawasan Asia Tenggara dengan meneruskan hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN) dan membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan semua negara, di mana posisi Indonesia diakui sebagai setara dalam percaturan global.
Husodo juga menggarisbawahi pentingnya pemilihan pemimpin yang independen. Ia menyatakan bahwa Prabowo Subianto, yang menduduki peringkat tertinggi sebagai Menteri dengan kinerja terbaik menurut Indonesian Political Opinion (IPO) dengan nilai 81,3%, merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia di masa mendatang.
"Kepemimpinan tegas dan pengalaman diplomasi internasional Prabowo dianggap mampu membawa Indonesia melewati dinamika geopolitik dan mengatasi berbagai krisis multidimensional yang dihadapi saat ini, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia," kata Revitriyoso.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait