Warga Keluhkan Pasar Tumpah di Jalan Merdeka Bogor Tengah, Bikin Macet dan Bau Sampah

Vitrianda Hilba Siregar
Keberadaan pasar tumpah di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, telah menjadi keluhan warga Kampung Ciwaringin. Foto: Ist

BOGOR, iNewsBogor.id -  Keberadaan pasar tumpah di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, telah menjadi keluhan warga Kampung Ciwaringin. Pasalnya, aktivitas perdagangan informal ini telah menimbulkan sejumlah permasalahan, di antaranya kemacetan lalu lintas, gangguan keamanan akibat aksi premanisme, serta pencemaran lingkungan akibat tumpukan sampah.

Warga telah berulang kali menyampaikan pengaduan kepada pemerintah kota, namun belum ada tindakan tegas yang diambil. Bahkan, intimidasi dan kekerasan yang dilakukan oleh oknum tertentu telah mengancam keselamatan dan kenyamanan masyarakat.

Untuk mengatasi permasalahan ini, warga berharap pemerintah kota dapat segera merelokasi para pedagang dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku tindakan kriminal.

Boy misalnya, warga Kampung Ciwaringin, Kota Bogor mengeluhkan keberadaan pasar tumpah di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah.

"Kita sudah berusaha dengan membuat pengaduan ke Pemkot Bogor tetapi sudah hampir bertahun-tahun tidak ada tindakan tegas," ujar Boy warga RT 2 RW 5 Kampung Ciwaringin.

Boy menceritakan asal usul dari pasar tumpah tersebut. Sudah hampir puluhan tahun pasar tumpah itu tidak dapat tindakan tegas dari Pemkot maupun Polres Kota Bogor.

"Sejak tahun 2020 sampai terakhir 2023 kami sudah berkirim surat kepada pemerintah daerah. Sempat ada relokasi beberapa kali terhadap pedagang di pasar tumpah presiden, tetapi mereka kembali lagi ke jalan karena Satpol PP sampai aparat kepolisian tidak berani menangkap pelaku yg mengancam mereka," ujarnya.

Belakangan keberadaan pasar itu lanjut Boy mulai meresahkan warga. Tidak hanya timbulkan kemacetan, tetapi tumpukan sampah sisa pasar menimbulkan aroma tidak sedap ke pemukiman warga.

"Pasar itu beroperasi dari jam 9 malam sampai jam 7 pagi, sudah pasti yang namanya macet jadi makanan sehari-hari belum lagi sisa sampah pasar yang bau," imbuhnya.

Menurut Boy sebagian pedagang di pasar tersebut bersedia di relokasi. Akan tetapi selama ini mereka mendapat intimidasi dari ormas.

"Warga kita ada yang jualan di pasar itu dan belakangan mereka mengeluhkan karena ada pungli dari ormas ternama, pedagang itu harus setor Rp150 ribu sampai Rp 300 ribu," kata Boy.

Boy mengatakan tidak hanya aksi premanisme, ormas itu juga mengintimidasi warga dan pedagang. Bahkan mereka berani mengancam pedagang dan warga dengan senjata tajam dan senjata api.

"Info yang saya terima ada warga yang jadi pedagang di pasar itu jadi korban pembacokan hingga meninggal dunia oleh ormas itu, korbannya warga kita yang juga pedagang di pasar," kata Boy.

Boy mengharapkan Pemkot Bogor berani tindak tegas dengan relokasi pasar tumpah presiden di jalan Merdeka, Bogor Tengah. Sehingga tidak ada lagi kemacetan dan aksi premanisme di lokasi itu.

"Harapannya kita minta Pemkot Bogor mau relokasi pedagang jadi tidak lagi ada kemacetan, dan pihak kepolisian juga menindak tegas ormas yang melakukan premanisme di pasar itu, karena kami sendiri sudah merasa resah," tutupnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network