BOGOR - Terjadi kasus penembakan yang dilakukan oleh Orang Tak Dikenal (OTD) terhadap seorang anggota TNI-AD Pos Ramil Yalimo pada Kamis (31/3/2022) waktu setempat. Peristiwa penembakan yang menewaskan Sertu Eka serta sang istri tersebut terjadi sekitar pukul 06.00 WITA.
Menanggapi peristiwa ini, Ketua DPP GMNI, Yoel Finse Ulimpa, mengatakan bahwa ia menyesalkan peristiwa yang menimpa anggota TNI-AD tersebut.
"Kami sangat menyesalkan peristiwa yang terjadi pada Sertu Eka dan keluarga. Kami mengutuk keras pelaku kejahatan tersebut. Kami berharap agar pelaku dapat segera diidentifikasi dan segera ditangkap untuk diproses menurut hukum yang berlaku," ujar Yoel.
Yoel, yang merupakan Putra Asli dari Papua, berharap peristiwa ini tidak memicu konflik berkepanjangan yang justru akan mengorbankan warga setempat yang tak bersalah.
"Kami harap peristiwa ini tidak menimbulkan konflik berkepanjangan yang justru akan mengorbankan masrakat setempat yang tak bersalah. Kami ingin agar wilayah Papua dapat segera bebas dari status wilayah konflik. Kami, sebagai warga asli Papua, juga ingin merasa aman dan tenteram tinggal di rumah kami sendiri," terang Yoel.
Ketua Umum DPP GMNI, Imanuel Cahyadi, menambahkan tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua yang hingga saat ini masih rawan terjadi konflik bersenjata.
"Papua juga merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah kesatuan Republik Indonesia. Saudara-saudara kita yang saat ini tinggal di Papua juga memiliki hak untuk hidup dengan rasa aman dan tentram tanpa rasa takut, sama seperti wilayah lain di negara ini," tegas Imanuel.
Imanuel menganggap bahwa peristiwa ini merupakan sebuah kecolongan bagi pihak militer yang sejauh ini dianggap sudah berhasil dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua.
"Jika kita melihat kembali ke saat perhelatan PON di Papua kemarin, justru disitu rentan terhadap peristiwa-peristiwa yang mengancam keamanan dan keselamatan seluruh peserta yang hadir. Namun, kita melihat acara PON tersebut dapat terselenggara dengan sukses dan aman. Ini menandakan standar operasi militer dalam pengawalan keamanan pada saat itu berjalan dengan baik."
"Namun, saat situasi sudah terasa aman, justru kita kecolongan dengan adanya peristiwa ini. Apalagi korban merupakan bagian anggota dari TNI-AD. Menurut saya, perlu adanya peningkatan dalam standar operasi militer untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua untuk mencegah hal ini terulang kembali di masa depan," ungkapnya.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait