BOGOR, iNewsBogor.id - Sebagai ujung tombak rumah sakit, peran humas rumah sakit menjadibagian terpenting terbentuknya reputasi, imej dan kepercayaan.
Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Cabang Bogor bekerjasama dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Komisariat Bogor menggelar Seminar Kehumasan Rumah Sakit dikuti puluhan perwakilan rumah sakit swasta yang beroperasi di Bogor diselenggarakan di Pakuan Room The Mirah Hotel, Sabtu (29/10/2022) lalu.
Ketua Umum Perhimpunan Humas Rumah Sakit Indonesia Anjari Umarjiyanto mengakui ada perkembangan signifikan sebelum dan sesudah pandemi. Lain kata, masa pandemi menjadi faktor kuat perubahan landscape bisnis rumah sakit dan perubahan perilaku masyarakat.
Foto : iNewsBogor.id/ist.
’Sehingga konsekuensinya kebutuhan humas itu lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi,’’ ujarnya.
Sebagai contoh, situasi krisis dan penurunan pasien di saat pandemi yang berdampak pada perubahan perilaku konsumen membutuhkan pola komunikasi dan strategi komunikasi yang berbeda di banding sebelumnya.
Hal tersebut mendorong kesadaran pentingnya strategi kehumasan di rumah sakit, hal lain dibutuhkan humas yang lebih kompeten mampu beradaptasi dengan kebutuhan konsumen.
Selain itu, kata pria yang juga menjabat Direktur Umum RS Kanker Darmais ini, menyebutkan kendala yang dihadapi pun berbeda dari sebelum dan sesudah pandemi. Disatu sisi pandemi mengubah bagaimana rumah sakit melayani pasien karena perubahan perilaku dan adanya kemajuan teknologi, misalnya telemedicine.
Foto : iNewsBogor.id/ist.
"Jika sebelum pandemi mungkin hanya sedikit yang menggunakan tetapi saat pandemi ini dijadikan pilihan,’’ ujarnya.
Selain itu pola komunikasi media sosial yang luar biasa, informasi bergerak sangat cepat yang mengarah pada distrupsi dimana masyarakat dibanjiri informasi. Dalam kondisi dimana satu sisi ada demokratisasi informasi sisi lain mis informasi, disinformasi atau hoaks pun meluas.
"Artinya humas memerlukan adaptasi dan inovasi karena semakin kesini tantangan humas juga semakin berat,’’ lanjutnya.
Terakhir lanjutnya, tujuan humas tidak hanya sampai terbentuk image atau citra akan tetapi harus sampai terbentuknya reputasi dan akhirnya trust atau kepercayaan masyarakat pada rumah sakit.
Sementara itu Ketua ARSSI Cabang Bogor dr. Yudhy Iskandar mengatakan tujuan diadakan seminar ini untuk meningkatkan wawasan dan keilmuan para managerhumas di rumah sakit.
"Seminar yang diikuti oleh 51 peserta dari 29 rumah sakit di Bogor ini diharapkan bisa lebih optimal lagi dalam membantu direktur dalam mengevaluasi strategi kehumasan, menambah ilmu dan wawasan yang pada akhirnya dapat membantu rumah sakit membangun branding yang lebih bagus," bebernya.
Selain peran strategis dan taktis humas rumah sakit, peserta dalam seminar inijuga diberikan pemaham terkait kode etik dan hukum kehumasan. Disampaikan praktisi humas rumah sakit yang juga advokat, Sukendar.
Foto : iNewsBogor.id/ist.
"Pemahaman kode etik dan hukum juga menjadi penting bagi para humas agar apa yang dilakukan humas untuk membangun reputasi tidak menyalahi kode etik dan hukum yang berlaku terutama di era digital saat ini," pungkasnya.
Editor : Furqon Munawar