JAKARTA, iNew.id- Data Kementerian Pendidikan dan Budaya menyebutkan bahwa Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua tercatat ada 24,7% siswa putus sekolah dari seluruh Indonesia.
Siswa putus sekolah ini meliputi tingkat pendidikan wajib belajar. Sementara pendidikan merupakan hak asasi dan merupakan kewajiban bagi anak di Indonesia untuk mengikuti dan mendapatkan pendidikan dasar sebagaimana diatur dalam UUD Pasal 28C ayat (1).
Sementara anak adalah harapan masa depan bangsa, yang akan memimpin Indonesia di masa yang akan datang.
"Anak-anak berhak untuk mendapatkan hidup sehat, lingkungan yang mendukung untuk berkembang,
pendidikan serta wawasan untuk meraih cita-citanya," ujar ” ujar Jimmi Adhe Kharisma selaku Direktur Utama AsetKu.
Namun sayangnya, masih banyak kendala yang dihadapi oleh anak untuk mengembangkan diri dan meraih cita-cita. Masih banyak anak yang terpaksa bekerja atau menikah di usia dini untuk mendukung pengeluaran keluarga.
Beberapa dari mereka bahkan harus putus sekolah karena tuntutan ekonomi.
Hal inilah, kata Jimmi, membuat pihaknya untuk berkontribusi dan memberikan harapan baru kepada 50 anak yang kurang mampu melalui Program Beasiswa NusantaraKu - Kegiatan Amal Terangi Jalan Menuju Sekolah
“Putus sekolah karena biaya tidak seharusnya menjadi cara hidup anak-anak ini. Duduk dan belajar di ruang kelas yang terang, mendapatkan pengetahuan baru di pulau terpencil adalah harapan kecil mereka juga harapan kami. Jika jalan ke sekolah terlalu sulit dilalui, mari kita temani mereka menempuh tujuan,” sebutnya.
AsetKu bersama Runcing foundation memberikan fasilitas berupa biaya sekolah, biaya hidup, akomodasi dan biaya kegiatan sebesar Rp200.000.000 untuk siswa kurang mampu di Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua untuk meningkatkan lingkungan hidup dan lingkungan belajar.
Program yang akan berjalan selama 1 tahun selama 2022, akan dimonitor langsung dengan kunjungan ke sekolah-sekolah yang akan dilakukan oleh Runcing Foundation dan Mitra Lokal.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta