JAKARTA, iNewsBogor.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menganggap langkah Pertamina dalam menurunkan harga BBM nonsubsidi ketika harga minyak dunia mengalami tren penurunan sebagai tindakan yang sudah seharusnya.
Mulyanto berpendapat bahwa dalam mekanisme pasar, harga minyak nonsubsidi Pertamina seharusnya merespons perubahan harga minyak dunia.
Ia menyoroti langkah sebelumnya Pertamina yang telah menaikkan harga BBM nonsubsidi pada bulan September 2023 saat harga minyak dunia mengalami kenaikan signifikan. Ia menegaskan pentingnya konsistensi dalam mengikuti mekanisme pasar.
"Sehingga jangan terjadi kesan bahwa Pertamina cepat menaikkan harga BBM saat harga minyak dunia naik, tetapi enggan menurunkannya saat harga minyak dunia turun, seperti yang terjadi pada awal pandemi Covid-19," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (2/11/2023).
Politikus Partai Keadilan Sosial ini juga memperhatikan tren penurunan harga minyak dunia dalam beberapa waktu ke depan, terutama setelah PBB mengumumkan gencetan senjata di Timur-Tengah.
Harga minyak WTI, sebagai contoh, telah mengalami fluktuasi, mencapai puncaknya pada akhir September 2023 sebesar USD97 per barel, namun kini telah turun menuju USD80 per barel.
"Indonesia mengacu pada harga minyak acuan rerata Platts Singapura, yang mengikuti pola serupa. Oleh karena itu, penurunan harga jual BBM nonsubsidi di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Pertamina, dianggap sebagai langkah yang wajar," katanya.
Mulyanto juga mencatat bahwa harga BBM nonsubsidi serupa di stasiun pengisian bensin non-Pertamina telah mengalami penurunan, sehingga Pertamina perlu mengikuti perubahan ini untuk menjaga daya saingnya.
"Tidak mengambil langkah penurunan harga bisa menyebabkan migrasi pelanggan ke stasiun pengisian bensin lain," kata Mulyanto.
Editor : Lusius Genik NVL