Jejak Perjanjian di Instagram: Dari Kesepakatan hingga Perang Sarung

BOGOR, iNewsBogor.id - Kota Bogor kembali dihebohkan oleh peristiwa perang sarung yang melibatkan sejumlah remaja. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait kondisi keamanan dan keselamatan para remaja di wilayah tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari piket reserse Kepolisian Sektor Bogor Timur, Iptu Iwan Heri dan Ipda Hafied Akhmad, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 01.00 WIB di depan Sekolah Kesatuan, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor pada Selasa (12/3) malam.

Baca Juga

Polsek Parung Amankan 5 Remaja Tawuran Perang Sarung

"Didapat informasi dari aduan masyarakat, terjadi interaksi di media sosial Instagram yang berujung pada perjanjian perang sarung antara dua kelompok remaja. Pertarungan fisik kemudian terjadi di depan Sekolah Kesatuan," ungkapnya.

Polsek Bogor Timur, bersama tim operasional Polresta Bogor Kota, segera melakukan pengecekan dan berhasil menangkap 4 (empat) orang yang diduga sebagai pelaku perang sarung, serta 1 orang yang menjadi saksi atau merekam kejadian tersebut.

Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan akan kondisi moral dan perilaku remaja di Bogor yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Baca Juga

Terlibat Aksi Perang Sarung, Lima Pelajar Diamankan Polsek Kota Cianjur

"Kejadian ini menjadi peringatan serius bagi seluruh pihak terkait, terutama orang tua dan lembaga pendidikan, untuk lebih memperhatikan pengawasan dan pembinaan terhadap remaja dalam menghadapi perkembangan teknologi dan media sosial yang dapat mempengaruhi perilaku mereka," tegasnya.

Saat ini, para pelaku telah diamankan dan dilakukan tindakan lanjut oleh kepolisian setempat. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan bekerja sama dengan pihak berwenang dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar.

"Demikianlah perkembangan terkini dari kejadian perang sarung di Bogor. Semoga kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, dan para remaja dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial serta menyelesaikan perselisihan dengan cara yang damai dan konstruktif," tutupnya.

Editor : Ifan Jafar Siddik