David Bayu Kenang Momen Manggung Bersama Naif Sebelum Bubar

BogorRaya, iNews.id - Kiprah band Naif kini telah berakhir setelah 25 tahun David, Jarwo, Emil dan Pepeng bersama-sama berkarya. Vokalis Naif, David Bayu menyatakan bahwa Naif kini telah bubar menyusul hengkangnya Pepeng dan Emil.

Naif telah banyak mencetak lagu-lagu hits di zamannya. Kini para penggemar hanya bisa mendengarkan kembali lagu-lagu Naif untuk mengenang.

David Bayu mengatakan bahwa dirinya selalu rindu momen-momen yang terjadi di belakang panggung. David Bayu pun selalu menikmati momen tersebut yang disadarinya suatu saat itu akan berakhir.

"Bohong saja kalau dibilang nggak kangen, di backstage, nongkrongnya, ngobrolnya. Lo bakal kangen. Lately, gue tahu ini nggak bakal lama, semua ini. Jadi gimana gue bisa, saat momen di panggung atau belakang panggung, saat bersama Naif, itu gue tahu nggak bakal lama jadi gue presentful, menikmati sekali, jadi gue nggak mau kehilangan momen akhir-akhir ini," kata David dalam unggahan videonya.

David Bayu dikenal sebagai salah satu vokalis yang cukup atraktif saat di atas panggung. Penampilannya bersama Naif bukan hanya bernyanyi tapi juga menghibur.

David selalu memberikan penampilan yang total saat di atas panggung bersama Naif, karena ia tahu tak selamanya mereka akan bisa memberikan pertunjukkan bersama di atas panggung. David tak ingin kelak hal itu menjadi penyesalan.

"Waktu bersama Naif, setiap panggung, gue tahu ini bisa jadi panggung terakhir gue. Setiap panggung yang lo rasakan begini, jadi lo full. Ini nggak bakal lama. Gue selalu present di situ. Nanti suatu saat kangen apa gimana, ya cuman jadi memori doang. Kangen tuh cuman kenangan doang, yang lo kangenin adalah rasanya waktu itu. Lo bakal kehilangan kalau lo tidak present di situ," tutur David.

Tak bisa dipungkiri, pada panggung-panggung terakhir bersama Naif merupakan sebuah momen yang spesial bagi David, ia sangat menikmatinya.

"Gue sangat menikmati, sangat appreciate moment bersama Naif, akhir-akhir manggung tuh full gitu," tandasnya.

Editor : Gilang Putra