JAKARTA, iNews.id – Banyak kenangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Presiden ke-2 RI Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto. Salah satunya ketika mereka makan malam bertiga dan membicarakan regenerasi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Prabowo menuturkan, suatu ketika dirinya makan bersama mertuanya tersebut. Di sela-sela santap malam itu, berbagai isu bangsa umumnya menjadi bahan obrolan.
Kebetulan ketika itu masa jabatan KSAD Jenderal TNI Poniman hendak berakhir. Soal siapa yang akan menggantikan ternyata menjadi perhatian Bu Tien.
Menhan Prabowo Subianto saat menjadi prajurit Kopassus. Prabowo merupakan lulusan Akmil 1974. (Foto: IG/Prabowo Subianto).
Ibu Tien bertanya kepada Pak Harto. ‘Pak apa benar KSAD mau diganti’,” kata Prabowo dalam buku biografinya berjudul Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, dikutip Minggu (8/8/2021).
Menurut Prabowo, Pak Harto mengiyakan pertanyaan tersebut. Poniman memang mendekati masa purna tugas. Bu Tien lantas menyebut nama Dading sebagai figur yang layak untuk menjabat KSAD.
“Itu lho Pak, sing apik iku (yang bagus itu) Pangdam Bali Pak. Dading. Tinggi, gagah dan ganteng Pak. Cocok itu, sebaiknya dia yang jadi KSAD Pak,” kata Bu Tien.
Dading yang dimaksud Bu Tien yakni Dading Kalbuadi. Dading yang merupakan prajurit RPKAD (kini Kopassus) merupakan jenderal yang kaya pengalaman. Rekam jejaknya mumpuni.
Dading pernah diterjunkan dalam berbagai operasi, termasuk di Timor Timur. Jenderal asal Cilacap itu juga terlibat penumpasan PRRI/Permesta.
Mendengar ucapan itu, Pak Harto tersenyum sambil meliriknya. Prabowo mengaku saat itu dirinya juga menebak apa yang akan disampaikan lagi oleh Pak Harto. Namun ternyata tidak ada komentar lagi.
Besok malamnya, kembali Prabowo makan malam bareng Pak Harto dan Ibu Tien lagi. Kali ini pun hanya mereka bertiga.
Prabowo menceritakan, Ibu Tien ternyata masih menanyakan hal sama, yakni seputar pemilihan KSAD. Bu Tien bertanya apakah sudah ada keputusan? Pak Harto menjawab calon KSAD masih digodok.
“Jadi (dipilih) Dading Pak ya?” kata Bu Tien.
Menurut Prabowo, Pak Harto kembali menoleh padanya dan sedikit tersenyum. Sama seperti malam sebelumnya, jenderal besar itu juga tak berkomentar.
KSAD periode 1983-1986 Jenderal TNI Rudini (kanan). (Foto: iNews.id).
Pekan depannya, tersiar di surat kabar KSAD telah dipilih. Bukan Dading, melainkan Letjen TNI Rudini. Terpilihnya Rudini ternyata juga diketahui Bu Tien.
Pada suatu malam, kembali Prabowo makan malam bersama Pak Harto dan Ibu Tien. Saat itu, Bu Tien nggerundel (mengeluh) kepadanya. “Bapak (Soeharto) itu enggak mau dengar saran Ibu,” ucap Bu Tien.
Pak Harto, kata Prabowo, dengan kalem menanggapi dengan suara yang tenang. Menurutnya, memilih KSAD berarti menentukan pemimpin sehingga tidak dapat diukur dari sekadar kegantengan. Ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan.
“Karena jawabnya dengan tenang dan sejuk, walaupun Ibu masih terlihat belum sreg tapi menerima,” kata Prabowo.
Soal terpilihnya Rudini itu, mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf mengakui karena keputusan Soeharto. Rudini pun kaget saat diberitahu bakal menjadi KSAD.
Dia terkejut saat dipanggil menghadap ke kediaman Jusuf di Jalan Teuku Umar. Jusuf memberitahukan hal itu, singkat.
“Kamu nanti menggantikan Poniman sebagai KSAD. Pelantikan oleh Presiden akan dilakukan dua hari lagi di Istana Negara,” kata Jusuf dalam buku ‘Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit’ karya Atmadji Sumarkidjo, dikutip Minggu (1/8/2021).
Editor : ZenTeguh