BOGOR, iNewsBogor.id - Pengrajin anyaman bambu di Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor tetap jadi primadona. Betapa tidak, meski dihadapkan jaman serba modern, anyaman bambu tetap banyak diminati.
Pengrajin anyaman bambu yang merupakan warga Kampung Salimah RT 01/01 Desa Gintung Cilejet Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor, mampu meraup omset Rp15 hingga Rp30 jt perbulan.
"Pengrajin dari keluarga besar yatim dan dhuafa sekitar, yang berada di istana yatim Baitul Qurro Gintung Cilejet," kata Aya Susi Damayanti, melalui pesan whatsap, Rabu (2/10/2024).
Pengarajin tengah memperlihatkan karya anyaman bambu Baitul Qurro yang menjadi primadona masyarakat. (Foto : Istimewa/iNewsBogor.id)
Ia mengatakan, pemesan besek bambu tembus terjual kewilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodetabek-red) bahkan banyak turis asal Negara Australia turut membelinya.
Menurut Ayya, meski banyak pesaingnya memasang harga murah ditengah era serba modern. Namun ia optimis penjualan besek bambu produknya memiliki kualitas dan ciri khas hingga jadi primadona bagi masyarakat.
"Pemesanan melalui aplikasi whatsap dan dipesan untuk kegiatan dari Lembaga, Dinas dan Perusahaan serta berjualan dievent-event Parungpanjang," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Ayya penjualan besek bambu dengan harga dan ukuran variatif, dibandrol mulai harga Rp50 Ribu bisa meraup omset di kisaran Rp15 juta hingga Rp30 juta perbulan.
"Alhamdulilah anyaman bambu Baitul Qurro sudah dikenal. Dari hasil penjualan digunakan untuk oprasional Baitul Qurro, pembiayaan pendidikan anak anak yatim, jika ada yang sakit kita juga biayai dari hasil ini," pungkasnya.
Editor : Furqon Munawar