get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Tempat Wisata di Bandung, No 4 Warung Sate Hadori Dekat Banget dari Stasiun Segera Isi Perut Dulu

Wisata Situs Batu Kujang Cicurug, Napak Tilas Sejarah Kerajaan Pajajaran di Kaki Gunung Salak

Sabtu, 04 Januari 2025 | 10:33 WIB
header img
Wawan Solih Kuncen Juru Pelestari dengan latar belakang Situs Batu Kujang. (Foto : iNewBogor.id/Jefs)

SUKABUMI, iNewsBogor.id – Dari sekian banyak gunung yang terdapat di Jawa Barat, nama Gunung Salak sallah satu yang paling banyak dikenal orang. Bukan sekedar menjadi jalur pendakian lebih dari itu Gunung Salak sarat mitos. Gunung yang berdiri kokoh seolah menjadi pengikat wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi ini, pasca Kerajaan Pajajaran pernah meletus bahkan menghilang (baca: ghaib). Konon, Gunung Salak banyak disebut sebut sebagai tempat bersemayamnya kerajaan Alam Ghaib.

Anatara percaya dan tidak, fakta membuktikan seringnya Gunung Salak menjadi saksi bisu tragedi hilangnya para pendaki, kecelakaan pesawat yang terjadi berulangkali.

Diawali jatuhnya Helikopter Sikorsky S-58 jenis Twinpac dengan nomor H-3408 milik TNI Angkatan Udara yang menewaskan Tujuh anggota TNI AU. Tragedi berlanjut di 26 Juni 2008 sebuah Pesawat Cassa TNI AU A212-200 jatuh di kawasan Gunung Salak, Bogor, yang menewaskan seluruh awak dan penumoang sebanyak 18 orang. Kemudian 9 Mei 2012, Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sedang joy flight hilang kontak di kawasan Cipelang Cijeruk Bogor menewaskan seluruh awak dan penumpang.

Berkaitan atau tidak, rentetan tragedi yang terjadi dipercya sebagian besar masyarakat yang tinggal di Lereng Gunung Salak Bogor maupun Sukabumi, karena unsur magis akibat ulah makhluk ghaib yang bersemayan di Gunung Salak.


Batu Mayit diduga makam milik Raja Sunda Prabu Hulukujang Dan Srijaya Bupati. (Foto : iNewsBogor.id/Jef)

 

Bahwa Gunung Salak diketahui memiliki 14 puncak dengan ketinggian 2221 meter Dpl, merupakan gunung yang selalu diselimuti kabut tebal. Tidak semua pendaki profesional sekalipun dapat dengan mudah sampai di puncaknya.

Dibalik cerita mistis yang berkembang, ternyata hampir diseluruh lereng Gunung Salak, mulai Dari Cibalay Tenjolaya, Gunung Bunder, Gunung Salak Endah (GSE) Pamijahan Kabupaten Bogor, hingga melingkar ke Kampung Parakan Salak Parungkuda, Gunung Endut, hingga ke daerah Cicurug Sukabumi, kemudian kembali ke Cijeruk Kabupaten Bogor.

Tahukah anda, nama Gunung Salak yang diambil dari awal sebuah nama kerajaan Sunda Pertama Salakanagara, memiliki begitu banyak jejak peninggalan kepurbakalaan sehingga membuatnya menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan terlebih para ahli kepurbakalaan di Indonesia.

Situs Batu Kujang

Berlokasi di Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, merupakan satu dari banyaknya bukti kepurbakalaan yang ada di sekeliling Gunung Salak, yang menandakan jika gunung yang berstatus masih aktif itu, punya peran penting bagi perkembangan sejarah umat manusia di tatanan Bogor dan Sukabumi pada masa lalu.

Terletak di area seluas 2,5 hektar yang terhalang Sungai Mati bernama Hulu Curug Cengek yang tertutup rimbunan hutan Bambu, Situs Batu Kujang ini selalu didatangi wisatawan pencinta kepurbakalaan yang berasal dari berbagai daerah.

"Benar, Situs Batu Kujang dan Batu wadah air (Jolang) di Cicurug ini, setiap Minggu selalu didatangi para pengunjung pecinta sejarah kepurbakalaan", kata Wawan Solih Kuncen Juru Pelestari Batu Kujang kepada INewsBogor.id, Jumat (3/1/2024).


Situs Batu Kita di Area Situs Batu Kujang Cicurug (Foto : iNewsBogor.id/Jef)

 

Menurut Wawan, Area Purbakala Situs Batu Kujang yang letaknya bersebelahan dengan lahan perkebunan Kopi milik Aktor Layar Lebar Bary Prima itu, ditemukan warga tahun 1986, namun ditahun 2004 oleh Dinas Kepurbakalaan Sukabumi dan Serang Banten, dikukuhkan sebagai tempat yang dilindungi oleh undang undang cagar budaya.

"Dulu Tahun 2004, Situs Purbakala batu Kujang ini masih gelap dan seram, namun setelah dibersihkan tahun 2007 serta dirawat dan semua semak belukarnya dipangkas kemudian diberi lampu penerangan, kini area situs yang saya rawat bersama istri saya ini, menjadi sebuah lokasi wisata kepurbakalaan yang indah dan banyak dikunjungi wisatawan,” ungkapnya.

Masih kata Wawan Solih, lokasi Situs Batu Kujang yang dirawatnya tersebut, sangat mudah dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat yang jaraknya hanya berkisar 13 kilometer dari Gerbang Jalan raya Bangbayang atau dari jalan raya Utama Nasional Cicurug, Sukabumi.

"Hanya saja untuk mencapai lokasi, mulai dari akhir jalan utama Desa Cisaat, pengunjung harus menempuhnya dengan berjalan kaki, ya reken reken berolah raga deh",katanya.

Didalam area situs sambung Wawan, pengunjung bisa menemukan bukti bakti tinggalan masyarakat Sunda Purba diantaranya Punden berundak dengan berbagai Menhir, ada menhir Batu Kujang 1, Batu Kujang 2, batu keris, batu Golok, Situs Batu Kepala Ular, dan bukti kepurbakalaan lainnya, termasuk bentuk batu Mayit yang diperkirakan Makam milik Raja Sunda ternama bernama Srijaya Bupati dan Prabu Hulu Kujang.


Penampakan batu berujung lancip mirip Kujang, perkakas senjata tradisional khas Sunda. (Foto : iNewsBogor.id/Jef)

 

"Masuk kelokasi ini Gratis tidak dipungut retribusi, begitupun bagi pengunjung yang ingin bermalam, di lokasi ini juga tersedia Saung untuk menginap, ditambah ada Mushola dan kamar mandi",bebernya.

Wawan menjelaskan, lokasi purbakala Batu Kujang yang dijaganya, berada diketinggian 750 meter Dari Permukaan Laut (Dpl), udaranya sangat sejuk karena ada di bawah lereng Puncak manik Gunung Salak.

"Dilokasi ini juga banyak menyimpan bukti kepurbakalaan lainnya seperti Situs Garuda Mupug, situs Batu Kursi, situs Batu Lisung, situs Batu Quran, bahkan masih banyak yang belum dibuka keberadaaanya."Lokasi ini hampir setiap pekan dikunjungi wisatawan asal Sukabumi, Bogor, Bandung, bahkan dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan sumatera, termasuk turis asing, hingga kelompok anak anak sekolah yang berdarmawisata ke Situs Batu Kujang",ungkapnya.

Wawan Solih penjaga situs yang berstatus Pegawai Negeri Sipil ini, mempersilahkan para pengunjung asal luar daerah lainnya untuk datang, karena ia akan menjamin keamanan maupun kenyamanan pengunjung yang datang ketempatnya, tetapi selama mereka mau menuruti tata Krama yang diberlakukan di area Situsnya.

"Kami siap menjamin keamanan dan keselamatan semua pengunjung yang datang dan ingin bermalam di situs Batu Kujang, bahkan kami juga siap mengantar kebeberapa lokasi situs lainnya yang masih banyak tersebar diluar area situs Batu Kujang dan Batu Jolang," tutupnya.

Wawan Solih Juru Pelestari dari Dinas kepurbakalaan Sukabumi ini, mengaku masih sulit menentukan asal mula Situs Batu Kujang yang dirawatnya itu, apakah dibangun dari Jaman Kerajaan Sunda ataupun dari masa pra sejarah sebelum Masehi. Namun kata dia, jika melihat tekstur Batu setinggi 2,2 meter yang bentuknya mirip senjata Kujang yaitu senjata khas milik orang Sunda, ia meyakini apabila situs tersebut, berasal dari era kerajaan Sunda pertama yang pernah berdiri di Sukabumi dan Bogor. 

Editor : Furqon Munawar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut