Perumda Tirta Pakuan Gelar Rapat Siaga Bencana, Bahas 4 Aspek Utama Jelang Idul Fitri

BOGOR, iNewsBogor.id – Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor mengadakan rapat internal kesiapsiagaan bencana bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dekeng, Jalan Dekeng, Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, pada Selasa (18/3/2025).
Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menyampaikan bahwa terdapat empat aspek utama dalam pelayanan Perumda Tirta Pakuan selama menghadapi Idulfitri.
Keempat aspek tersebut meliputi ketersediaan bahan kimia untuk pengolahan air, mitigasi bencana, pengurangan tingkat kebocoran, dan respons terhadap kritik publik.
"Aspek pertama, ketersediaan bahan kimia untuk pengolahan air sudah dipastikan cukup untuk 30 hari ke depan, termasuk obat-obatan seperti PAC yang masih dalam kondisi aman," ujarnya.
Untuk aspek kedua, lanjut Jenal Mutaqin, Perumda Tirta Pakuan telah mengidentifikasi titik-titik rawan bencana, dan saat ini semuanya dalam kondisi aman. Tidak ada pipa yang terputus, seluruhnya telah diperbaiki.
Aspek ketiga yang menjadi perhatian adalah tingkat kebocoran air yang masih cukup tinggi, yakni mencapai 24 persen.
"Kami meminta agar tingkat kebocoran terus ditekan, karena hal ini berkaitan dengan biaya operasional yang cukup besar jika dikonversi ke rupiah," tegasnya.
Dalam aspek keempat, Jenal Mutaqin menekankan pentingnya keterbukaan terhadap kritik masyarakat.
Menurutnya, sebagai perusahaan penyedia layanan publik, Perumda Tirta Pakuan tidak boleh menutup diri terhadap kritik. Sebaliknya, kritik harus dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan layanan.
Hingga saat ini, layanan PDAM masih berjalan lancar. Zona 1 di Cipaku dan Zona 2 telah dipastikan dalam kondisi aman.
"Sementara itu, pipa berdiameter 12 inci yang melayani Zona 3 di Bogor Barat masih menjadi perhatian karena sempat terancam longsor di Batu Tulis," ungkap Jenal Mutaqin.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang berkonsultasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Jika diperlukan perubahan jalur akibat risiko longsor, maka akan dilakukan penyesuaian, meskipun membutuhkan investasi yang besar.
Editor : Furqon Munawar