Viral! Surat Kemendag Terkait Ekspor Tenaga Kerja Indonesia, Dinilai Eksploitatif
JAKARTA, iNewsBogor.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendadak viral di platform sosial media whatsapp beredarnya surat yang berisi upaya meningkatkan ekspor perdagangan tenaga kerja Indonesia ke pasar internasional melalui kegiatan misi dagang ke Eropa.
Surat yang berisi permintaan kepada KBRI Berlin di Jerman, untuk mengundang dan memberikan data buyers/ pelaku usaha di sektor tenaga kerja tersebut, dinilai sangat eksploitatif menyamaratakan sumber daya manusia (pekerja migran-red) dengan barang atau komoditas.
“Sebagai upaya meningkatkan ekspor perdagangan jasa, khususnya sektor tenaga kerja terampil Indonesia ke pasar internasional, Kementerian Perdagangan akan mengadakan kegiatan misi dagang ke Eropa pada tanggal 21-22 Agustus 2025 di Jerman,” tulis surat yang ditandatangani Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag pada 8 Juli lalu.
Dalam surat tersebut tidak dijelaskan apakah program ekspor tenaga kerja terampil Indonesia ini juga berkolaborasi dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI). Namun demikian, dalam tembusan tersebut dicantumkan nama Direktur Jenderal Penempatan KP2MI dan Direktur Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri KP2MI.
Terkait hal tersebut, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan agenda ekspor perdagangan tenaga kerja terampil Indonesia tersebut sejalan dengan mandat Kemendag dalam mempromosikan ekspor jasa. Menurutnya, banyak peluang baru penempatan tenaga kerja menjelang finalisasi perjanjian Indonesia-European Union Sustainable Investment dan Partnership Agreement (Indonesia-EU SIPA).
“Kami melihat hal ini sebagai langkah penting untuk menggali potensi jasa Indonesia di pasar global,” ujar Wamen Dyah Roro.
Sementara itu, Wakil Menteri KP2MI, Christina Aryani menilai misi dagang luar negeri yang direncanakan Kemendag sebagai langkah strategis untuk memperluas ekspor jasa khususnya akses pasar penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) di Eropa. Christina mengatakan KP2MI akan berfokus pada negara-negara yang memiliki permintaan terhadap PMI.
“Nah, ini nanti akan dikerucutkan mana yang kiranya paling pas disesuaikan dengan job order yang masuk di Kementerian P2MI. Kami akan mengurusi P3MI (Perusahan Penempatan) yang punya pengalaman dan mau serius membuka pasar di luar negeri,” kata Christina.
Editor : Furqon Munawar