Tuberkulosis alias TBC merupakan penyakit infeksi yang paling banyak menyebabkan kematian. WHO memperkirakan kematian akibat TBC lebih banyak daripada kematian akibat malaria dan AIDS.
TBC atau merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Saat ini, penderita TBC di Indonesia menduduki peringkat 2 dunia.
Tidak hanya menyerang orang dewasa, TBC juga dapat menyerang anak-anak. Diperkirakan 10-15% kasus TBC di Indonesia menyerang anak berusia 0-14 tahun. Dengan komposisi 1 dari 10 pasien TBC di Indonesia adalah anak-anak.
Melalui laman Instagramnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, sebagian besar kasus TBC anak merupakan penularan dari TBC dewasa. Ironisnya, kasus tertularnya anak dari orang dewasa terus meningkat.
Diketahui, kuman TBC dapat menular melalui udara, dari percikan dahak pasien TBC yang tidak batuk tanpa menutup mulut atau hidung.
"TBC bisa mengenai beberapa organ tubuh seperti otak, kelenjar, tulang, dan perut," jelas IDAI.
Kenali sejak dini gejala yang timbul. Berikut ringkasan bila sang anak mengalami gejala TBC:
• Demam dengan kurun waktu lebih dari dua minggu
• Batuk dengan kurun waktu lebih dari dua minggu
• Berat badan tidak naik atau turun
• Aktifitas anak berkurang (kurang aktif) dan lesu
Pencegahan:
a. Pastikan anak mendapat vaksinasi BCG pada usia 0-2 bulan
b. Bawa anak ke dokter, jika mengalami kontak dengan pasien TBC dewasa, walau tidak ada gejala.
Pengobatan:
Jika tidak bergejala
• Untuk balita, dilakukan pengobatan pencegahan selama 3-6 bulan supaya tidak menjadi berat .
• Untuk anak berusia lebih dari 5 tahun, sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter.
Namun, jika didiagnosis TBC oleh dokter, biasanya akan diberikan obat anti tuberkulosis selama 6-12 bulan.
Editor : Hilman Hilmansyah