Belasan Relawan Unpak Jalankan Misi Kemanusiaan di Aceh
BOGOR, iNewsBogor.id – Belasan relawan kemanusiaan dari Wapalapa Universitas Pakuan (Unpak) Bogor resmi diberangkatkan untuk menjalankan misi kemanusiaan di wilayah terdampak bencana di Provinsi Aceh, Selasa (30/12/2025). Para relawan ini akan disebar ke sejumlah daerah, di antaranya Aceh Tamiang dan Pidie Jaya, dengan fokus utama pemenuhan kebutuhan air bersih dan layanan kesehatan darurat.
Aceh menjadi salah satu wilayah yang terdampak bencana selain Sumatera Barat dan Sumatera Utara, sehingga membutuhkan penanganan cepat, khususnya pada sektor dasar yang sangat vital bagi masyarakat.
Dalam misi ini, Wapalapa Unpak mengemban tugas mitigasi wilayah bencana, pemenuhan kebutuhan darurat korban, pemasangan instalasi pipa air bersih darurat, penyediaan penampungan air sementara, hingga pendirian posko kesehatan atau puskesmas darurat.
Rektor Universitas Pakuan Bogor, Prof. Dr. Didik Notosudjono, menyampaikan bahwa pengiriman relawan ini merupakan wujud nyata kepedulian Unpak terhadap korban bencana alam di Indonesia.
“Ini merupakan bentuk kepedulian Unpak Bogor. Dengan dukungan donatur dan yayasan, kami selalu berupaya berada di garis depan ketika terjadi bencana alam. Seperti yang pernah kami lakukan di Cianjur dan Aceh sebelumnya. Ini memang menjadi komitmen yang terus kami utamakan,” ujar Prof. Didik.
Ia menegaskan, air bersih merupakan kebutuhan paling mendesak di wilayah terdampak bencana, sehingga menjadi fokus utama dalam setiap misi kemanusiaan Unpak.
“Air bersih sangat dibutuhkan di lokasi bencana. Karena itu kami fokus pada penyediaan pasokan air bersih, yang perannya sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu relawan Wapalapa Unpak, Bian Firmansyah, menjelaskan bahwa setibanya di lokasi, tim akan langsung melakukan pencarian sumber air bersih yang masih memungkinkan untuk dimanfaatkan.
“Kami akan memaksimalkan penggunaan mesin jet pump dengan daya hisap hingga 30 meter ke dalam tanah. Air dipompa menggunakan genset, kemudian dialirkan ke posko pengungsian dan warga sekitar yang terisolasi,” jelas Bian.
Menurutnya, berdasarkan hasil pemetaan awal, banyak sumber air di wilayah terdampak yang tertutup lumpur dan material reruntuhan akibat bencana.
“Sebagian besar sumber air tertutup material. Kami akan mencari sumber yang masih bisa dibuka kembali, dibantu warga setempat. Setelah digali, kami pasang pipa untuk menyalurkan air bersih,” ujarnya.
Relawan Wapalapa Unpak berharap misi ini dapat membantu masyarakat yang saat ini mengalami krisis air bersih. Berdasarkan hasil asesmen, fokus wilayah penanganan meliputi Aceh Tamiang, Pidie Jaya, serta daerah lain seperti Bireuen dan Takengon.
Tak hanya fokus pada kebutuhan air, para relawan juga akan mendirikan posko kesehatan sebagai puskesmas darurat guna menopang layanan kesehatan masyarakat terdampak.
Pembina Yayasan Pakuan Siliwangi, Prof. Bibin Rubini, menuturkan bahwa sebelumnya relawan Wapalapa juga telah diterjunkan ke Aceh dan Sumatera Utara untuk melakukan survei pendahuluan dan mitigasi kebutuhan korban bencana.
“Pada awal bencana di Sumatera Utara dan Aceh, kami sudah mengirim relawan untuk survei dan mitigasi. Misi utama kami adalah menyiapkan instalasi pasokan air bersih serta puskesmas darurat untuk mendukung kesehatan warga terdampak,” tutup Prof. Bibin.
Diharapkan, kehadiran relawan kesehatan dan pasukan air bersih Wapalapa Unpak ini dapat meringankan beban masyarakat serta mempercepat pemulihan kondisi warga di wilayah terdampak bencana di Aceh dan sekitarnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik