BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya menjadi pembicara di Pondok Pesantren Hamalatul Quran (PPHQ) Al Falakiyah, Jalan Pagentongan, Loji, Bogor Barat, Kota Bogor, Kamis (14/4/2022).
Ada momen menarik di sela Bima Arya memberikan pandangannya dalam kegiatan bertajuk "Peran Strategis Santri dan Pesantren Membangun Daerah" tersebut.
Bima Arya menyebut bahwa ribuan santri yang sedang menimba ilmu di PPHQ Al Falakiyah memancarkan aura sebagai calon orang-orang besar.
"Di hadapan saya, saya melihat calon ulama besar, calon umaro yang amanah, calon guru besar, calon doktor dan lain-lain. Ada calon walikota? Ada calon walikota? Yg mau jadi walikota angkat tangannya. Silahkan ke depan," ucap Bima melempar pertanyaan ke para santri.
Sejumlah santri pun angkat tangan. Namun, hanya satu santri yang maju ke depan menghampiri Bima Arya di atas mimbar. Santri tersebut bernama Noer Hasbi Manoppo (13).
"Betul mau jadi walikota? Serius? Yakin? Kenapa alasannya?," tanya Bima."Soalnya keren," jawab Hasbi, diiringi tawa hadirin."Selain keren, apalagi?," Bima bertanya lagi."Bisa berguna untuk negara," jawab Hasbi, disambut tepuk tangan semua.
Bima Arya pun mengapresiasi jawaban Hasbi dan mengganjarnya dengan sebuah hadiah."Nah, ini keren jawabannya. Bisa berguna untuk negara katanya. Ini yang saya tunggu-tunggu. Kalau bisa berguna, pasti keren. Betul? Ini saya kasih hadiah. Ada Al-Quran, buku biografi Bima Arya, buat belajar jadi wali kota, ada sarung, ada uang tunai. Kita doakan cita-citanya qobul. Aamiin," jelas Bima.
Bima Arya pun mengajak santri tersebut ikut dengannya berkantor di Balaikota Bogor dan melakukan blusukan di wilayah alias sehari menjadi Wali Kota Bogor.
Mendapatkan tawaran tersebut, Hasbi tampak senang. Ia mengaku tak sabar untuk mendapatkan pengalaman tersebut.
"Alhamdulillah. Mau lihat dari dekat wali kota (tugasnya) ngapain aja. Tanggung jawabnya pasti besar. Nggak sabar. Tapi harus izin pondok dulu nanti," kata Hasbi.
PENTINGNYA ILMU
Dalam pidatonya, Bima Arya juga membahas mengenai peran santri dalam kemerdekaan Indonesia. "Kalian semua wajib berbagangga dan bersyukur. karena Indonesia tidak mungkin berdiri, merdeka, tidak mungkin menjadi negara muslim terbesar di dunia tanpa peran para santri," kata Bima.
Kehebatan dan peran santri, lanjut Bima, tak perlu diragukan lagi lantaran memiliki jiwa berkorban. "Kedua, karena para santri itu bersahaja, tawadhu dan semuanya intelektual yang mencerahkan. Sehingga membawa kemaslahatan," ujarnya."Saya ingin menitipkan beberapa hal. Mau berbuat baik? Mau memberikan peran? Syaratnya harus memiliki kemampuan. Harus mampu. kuncinya adalah ilmu. Harkat dan martabat naik karena ilmu. Negara maju dan besar karena ilmu. Manusia selamat karena ilmu. Manusia, kota, peradaban, negara hancur karena orang-orang berilmu sudah tidak ada," tambahnya.
Bima Arya bercerita mengenai Sa'id bin Jubair ketika ditanya mengenai tanda-tanda hari akhir, hari kiamat dan kehancuran.
"Dijawabnya adalah ketika ulama dan orang-orang alim sudah tiada, maka disitulah akan terjadi kehancuran. Ketika tidak ada lagi yang mengajak untuk kebaikan, ketika tidak ada lagi menjadi sumber pencerahan. Disitulah terjadi kehancuran," tukas Bima.
Sementara, kata Bima, Abdul Latif Abbas menyampaikan bahwa kehancuran itu terjadi ketika manusia tidak memiliki alasan yang kuat untuk melakukan sesuatu, memutuskan sesuatu tidak berdasarkan ilmu, melangkah karena kebodohan, dan berbuat sesuatu karena logika yang sesat.
"Maka disitulah terjadi kehancuran dan disitulah terjadi kemunduran. Jadi, kuncinya jelas. Menuju kemuliaan, menuju kejayaan, menuju keberkahan, menuju kemaslahatan, kuncinya satu kaya, yaitu ilmu. Ilmu yang bermanfaat. Islam adalah agama yang menempatkan ilmu diatas segalanya," pungkasnya.
Editor : Furqon Munawar