ETOS Indonesia Institute: Kritik KPK, Elektabilitas Cawalkot Bekasi Ade Puspita Anjlok

Furqon Munawar
Direktur Infokom ETOS Indonesia Institute, Novita Fearly. (Foto : Istimewa)

BOGOR, iNews.id - Lembaga survei ETOS Indonesia Institute memaparkan hasil survei calon Wali Kota Bekasi yang keempat kalinya, Selasa (5/7/2022).

"Survei terkait elektabilitas dan popularitas cawalkot Bekasi yang dilakukan oleh Etos Indonesia ini merupakan keempat kalinya," kata Direktur Infokom ETOS Indonesia Institute, Novita Fearly dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Novita, survei yang dilakukan kali ini sangat menarik. Nama Tri Adhianto selaku Plt Wali Kota Bekasi masih menempati posisi puncak, dengan perolehan suara 29 persen.

Sementara di urutan kedua, ditempati politisi PKS, Heri Koswara dengan presentasi 17,9 persen. Kemudian disusul Zainul Miftah yang merupakan politisi Partai Golkar dengan presentase 16,1persen.

"Yang menarik lagi, nama Novel Saleh Hilabi yang berhasil menempati posisi keempat dengan presentase 14.4 persen. Dan seperti kita ketahui bersama bahwa Novel merupakan rival Ade Puspitasari pada Musda Golkar tahun lalu," jelas Novita.

Sedangkan di urutan terakhir, tokoh pemuda Kota Bekasi yang juga Ketua Bapera Jawa Barat, Raden Andreas Nandiwardhana dengan presentase 12,1 persen.

Menurut Novita, survei yang dilakukannya masih akan menarik, mengingat Kota Bekasi sangat dinamis dalam pergerakan politiknya.Survei dilakukan melalui wawancara terhadap 1000 responden dengan margin eror 2,1persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Dia pun berharap survei yang dilakukannya menjadi acuan dan gambaran masyarakat Kota Bekasi khususnya.

Meski demikian, Novita mengatakan tingginya popularitas Tri Adhianto lantaran posisi politisi PDIP itu saat ini masih menjabat Plt Wali Kota Bekasi. Posisi tersebut membuat Tri lebih leluasa melakukan aktivitas dan interaksi dengan masyarakat.

"Jadi sangat wajar bila dalam survei itu, nama incumbent selalu diuntungkan. Karena sering turun ke lapangan sehingga masyarakat lebih mudah mengenalnya," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah menyebut hilangnya nama anak Wali Kota Bekasi non aktif Rahmat Effendi, Ade Puspitasari dalam survei lantaran kasus korupsi yang menjerat orang tuanya. Kasus tersebut, bagi sejumlah pihak, sangat melukai masyarakat Kota Bekasi.

"Banyak kalangan yang protes atas tenggelamnya nama Ade Puspita dalam survei Etos. Tapi kami sampaikan presentase Ade terjun bebas di bawah 4 persen. Artinya ada ketidaksukaan publik Kota Bekasi atas pernyataan Ade pasca ayahnya tertangkap KPK," beber Iskandar.Iskandar menilai kasus Rahmat Effendi merupakan preseden buruk di tengah semangat pemerintah pusat untuk memberantas korupsi.

Menurut dia, sangat wajar jika masyarakat saat ini mulai apatis terhadap Ade Puspita yang notabene merupakan putri dari Rahmat Effendi.Terlebih pasca penangkapan orang tuanya, Ade sangat reaktif dan menuduh KPK bertindak tidak obyektif. Hal itu yang mendasari masyarakat Bekasi jadi tidak suka dengan Ade.

"Namun demikian, survei itu kan tidak permanen. Kita lihat nanti di survei kami yang kelima, apakah nantinya ada pergerakan atau pergeseran nama-nama Cawalkot diatas," kata Iskandar.

Editor : Furqon Munawar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network