LIMA,iNews.id – Istana Presiden digerebek dan ditemukan uang sebesar USD20.000 atau sekira Rp285,5 juta di kamar mandi istana.
Uang sebesar itu ditemukan di dalam tas oleh Jaksa Peru pada pekan lalu.
Penggerebekan yang berlangsung pada Jumat (19/11/2021) itu merupakan bagian dari penyelidikan atas tuduhan penyelahgunaan jabatan dan pengaruh.
Bruno Pacheco, yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala staf Presiden Pedro Castillo pada Jumat, mengatakan kepada penyelidik bahwa uang itu adalah miliknya tetapi membantah melakukan kesalahan. Dia mengatakan bahwa uang itu adalah kombinasi dari tabungan dan gajinya.
Menurut dokumen resmi pengadilan, gaji bulanan Pacheco berjumlah (sekira Rp88 juta). Dokumen itu menyebutkan bahwa Pacheco tidak memberi tahu penyelidik mengapa dia menyimpan uang dalam jumlah besar di kamar mandi kantornya.
Penggerebekan itu merupakan bagian dari penyelidikan atas tuduhan bahwa Pacheco menekan kepala badan pajak dan bea cukai Peru untuk memberi perusahaan-perusahaan tertentu, yang dijalankan oleh teman-temannya, persyaratan yang lebih menguntungkan.
Pacheco membantah tuduhan itu. Dia juga bersikeras bahwa pengunduran dirinya tidak terkait dengan kesalahan apa pun, tetapi untuk melindungi Castillo, sehingga sang presiden tidak terpengaruh oleh tuduham yang dia sebut sebagai sebuah “kampanye kotor”.
"Saya pergi dengan kepala tegak dan dengan kepastian bahwa saya akan membuktikan bahwa saya tidak bersalah," tulisnya dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir BBC.
Presiden Castillo menunjuk kepala staf baru untuk menggantikan Pacheco pada Selasa (23/11/2021). Castillo, mantan guru sayap kiri, menjadi presiden Peru pada Juli setelah mengalahkan saingannya dari sayap kanan, Keiko Fujimori, dalam pemilihan.
Sejak saat itu, dia tidak hanya mendapaat tekanan dari Fujimori, tetapi juga dari beberapa rekan gurunya. Pada Selasa, anggota serikat guru berbaris di ibukota, Lima, menuntut kenaikan 6% dalam anggaran pendidikan untuk menutupi upah yang lebih tinggi dan pensiun bagi guru.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta