BOGOR, iNewsBogor.id - Seorang santri berusia 14 tahun warga Warung Borong Ciampea meninggal dunia usai menjalani piket di Pondok Pesantren Umul Quro Leuwiliang Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Kejadian itu dibenarkan Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto yang membrnatkan adanya santri Umul Quro Leuwiliang meninggal beberapa hari yang lalu dan sudah dikebumikan pihak keluarga.
"Warga Warung Borong Ciampea, usia 14 tahun Sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Jadi dianggap kecelakaan terus diurus sama pihak keluarga sudah dimakamkan," ujar Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu, (9/11/2022).
Kapolsek Leuwiluang mengutarakan kronologi kejadian, berawal saat itu pihak pesantren sedang melaksanakan kegiatan piket untuk bersih-bersih di area ponpes, dan korban hendak membuang sampah menggunakan gerobak.
Saat melintas kondisi jalan konturnya tidak rata, sehingga gerobak yang ia tarik terguling dan gerobak menghantam bagian tubuh korban.
"Sedang kerja bakti udah gitu mau buang sampah, tanahnya agak miring kan, jadi gerobaknya kebalik kepukul dianya badannya,"katanya.
Kejadian itu pun dibenarkan Humas Umul Quro Leuwiliang Ustad Andri Nuel Zaelani. Terkait petistiwa tersebuf pihaknya sudah melaporkan pada pihak kepolisian (Polsek Leuwiliang - red).
"Untuk kronologi memang kita sudah menyampaikan pihak keluarga ke kepolisian juga, artinya sejak awal kita sudah berkoordinasi dengan keluarga sudah ada surat yang kita sampaikan kepada keluaga terkait kronilogi kematian santri kita itu, sedangkan diluar itu memang banyak informasi-informasi liar," kata Ustad Andri.
Namun untuk selebihnya pihak Umul Quro tidak bisa menyampaikan sebelum ada izin dari pihak keluarga. "Karena memang sejak awal kita sudah berkoordinasi dengan mereka," kata Ustad Andri.
Andri menegaskan untuk korban saat piket dalam kondisi baik baik saja dalam keadaan sehat.
"Kalau sakit sih yang saya tanya dari beberapa temannya itu kan dia dalam kondis sehat. Yang jelas begini karena untuk menghormati keluarga almarhum karena masih berbela sungkawa selebihnya saya masih menunggu izin pihak keluarga," katanya.
Kepada wartawan Andri pun mengakui bahwa pihak umul Quro mengakui lalai, karena kejadian pada hari Minggu, sehingga tidak ada dokter piket dan fasilitas dari klinik pondok pesantren.
"Emang saya akui pihak pondok emang lalai, karena tidak ada kordinasi saat kejadian," pungkasnya.
Pihak keluarga korban telah mengikhlaskan musibah yang dialami dan telah memakamkannya. Namun persitiwa tragis yang menewaskan santri tersebut kini sudah ditangani pihak Polsek Leuwiliang.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait