BOGOR, iNewsBogor.id - Robby Firliandoko, Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Komputer (FISIPKOM), Universitas Djuanda (Unida), mengajak siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bogor untuk menjadi content creator yang cerdas dan produktif. Ajakan tersebut disampaikan saat Safari Jurnalistik yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bogor di aula SMPN 5 Kota Bogor, Senin (20/2/2023).
Safari Jurnalistik ini merupakan kegiatan dari PWI Kota Bogor dalam rangkan menciptakan generasi yang hebat dalam menyambut Indonesia Emas 2045 yang dibuka langsung oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Berbicara dalam safari jurnalistik, Robbie mengatakan perkembangan teknologi tidak hanya menyebabkan perubahan komunikasi dan informasi, tetapi juga mengubah pilihan anak-anak masa kini terhadap cita-citanya di masa depan.
"Dulu waktu saya kecil, Pilot, Polisi dan Dokter menjadi top three of dreams. Namun sekarang, anak-anak bercita-cita menjadi youtuber, selebgram, penyanyi hingga pengusaha," kata Robby yang juga merupakan Founder Bogor Ngariung.
Dosen Muda yang merupakan Wakil Direktur Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Bogor ini juga menyampaikan bahwa profesi pencipta konten atau conten creator menjadi profesi yang menjanjikan.
"Creator Content adalah pekerjaan yang utamanya selalu menciptakan karya berupa foto, video, audio dan tulisan. Di profesi ini, kawan-kawan bisa mendapatkan penghasilan yang menjanjikan," jelas Robby.
Robby juga menambahkan, meskipun pekerjaan creator conten itu menjanjikan, para pelajar harus bisa mengasah kemampuan mereka dari mulai mengenali diri, mengenali target audien, kreatif, terus berlatih dan mau bekolaborasi dengan pencipta konten lainnya.
"Perkembangan digital juga bagaikan dua mata pisau, ada positif dan negatif. Banyak kasus sudah terjadi. Untuk itu saya berharap kawan-kawan pelajar SMP Kota Bogor bisa bijak mengelola media digital dari mulai membatasi penggunaan gawai, tidak berkata kasar apalagi melakukan ujaran kebencian, saring sebelum sharing, think sebelum posting dan tidak mudah tergiur," ajak Robby.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Prakoso yang diwakili oleh Kasat Binmas Kompol Sahroni menyampaikan, pelajar yang memiliki rekam jejak kenakalan, akan tercatat dengan baik dan sulit mendapatkan surat kelakuan baik. Sahroni juga mengajak seluruh pelajar untuk bijak dalam mengelola gawai. Sahroni juga mengajak seluruh pelajar untuk menjadi sahabat polisi dengan menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.
"Jangan takut sama polisi karena salah satu tugas polisi adalah malayani, mengayomi dan melindungi masyarakat. Saya titipkan Bogor kepada adik-adik. Bogor ini dekat dengan pusat Ibu Kota dan karena Bapak Presiden Joko Widodo tinggal di Bogor, jadi keamanan Bogor perlu kita jaga," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Sujatmiko menjelaskan, bahwa dirinya ingin pelajar SMP di Kota Bogor menjadi pemimpin masa depan. Dirinya menambahkan, untuk menjadi pemimpin di era yang VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) pelajar Kota Bogor perlu memiliki keterampilan pola pikir sistemik. Untuk itu konsep kurikulum merdeka diberikan agar pelajar bisa merumuskan masalah dan menciptakan solusi atas masalah yang ada di sekitar.
"Adik-adik adalah calon pemimpin masa depan, meskipun kita berada di era yang VUCA, namun saya yakin adik-adik pasti bisa menjadi pemimpin yang hebat. Konsep kurikulum merdeka saat ini mendukung para pelajar untuk bisa mengatasi masalah yang ada dan terus bisa beradaptasi di tengah perubahan yang penuh ketidakpastian," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Bogor Waito Wongateleng yang diwakili oleh M. Ahega menyampaikan bahwa Kejaksaan merupakan bagian dari institusi penegak hukum. Ahega juga menyampaikan bahwa program Jaksa Masuk Sekolah adalah untuk mengedukasi pelajar tentang hukum agar tidak ada pelajar yang melanggar hukum. Dan untuk melayani masyarakat mengenai informasi tentang hukum, Kejaksaan Negeri Kota Bogor memiliki pelayanan gratis tentang edukasi hukum.
"Peran Kejaksaan adalah yang melakukan penuntutan atas tindakan pindana. Apa bedanya sama Hakim? Hakim di pengadilan yang menentukan keputusan tindakan hukum. Kami ingin pelajar sadar hukum, kenapa? Karena saya sudah mengusut ratusan kasus hukum dan masih ada kalangan anak-anak di bawah usia di bawah 18 tahun yang melanggar tindak pidana hukum," jelasnya.
Terakhir, Pimred Radar Bogor dan Wakil Bendahara PWI Kota Bogor Lucky Lukman Nul Hakim mengajak kepada seluruh pelajar untuk tidak berbagi hal-hal yang hoaks atau palsu. Dan bahaya berita hoaks bisa memecah belah bangsa dan menimbulkan keresahan. Lucky berharap, Jurnalisme Remaja diharapkan dapat meningkatkan kepekaan generasi muda atas berita palsu.
"Saat ini siapa pun bisa berbagi informasi, teurtama kawan-kawan pelajar yang berada di tengah-tengah masyarakat, untuk itu saya berharap kawan-kawan pelajar bisa mengetahui berita hoaks dan menangkalnya. Dan kami, sebagai berita dan media, biasanya melakukan kroscek yang berlapis untuk memastikan validasi berita," ungkapnya.
Turut hadir dalam kegiatan Safari Jurnalistik Koordinator Wilayah III Jawa Barat H. RM Danang Donoroso, Ketua PWI Kota Bogor Arihta Utama Surbakti didampingi jajaran pengurus PWI Kota Bogor dan Ketua PHRI Kota Bogor Yuna A. Lahay.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait