BOGOR, iNewsBogor.id - Beberapa musisi ternama dunia dipastikan akan menggelar konser di Jakarta. Setelah Cigarettes After Sex, Westlife, BLACKPINK, Arctic Monkeys dan TREASURE, kini giliran Coldplay yang tampil di depan pecinta musik di Indonesia sebagai musisi internasional. Musisi-musisi ini dikenal memiliki banyak pengikut di Indonesia, sehingga tidak mengherankan jika banyak yang takut kalah dalam "war tiket".
Antusiasme penggemar yang tinggi, menjadikan ladang uang bagi sebagian orang untuk membuka jasa titipan (jastip) untuk membeli tiket konser. Seringkali, calon penonton memesan mesin slot dari pemasok jastip jauh sebelum "war tiket" dimulai.
Menariknya, penggemar harus membayar lebih untuk melihat idola mereka tampil, "war tiket" jastip sangat diminati.
Sylvie adalah salah satu penyedia jastip 'war ticket' yang dibuka pada tahun 2022. Meski baru terjun ke dunia tiket konser jastip, Silvie mengaku bisnisnya banyak diminati oleh para penonton konser di tingkat internasional. Silvie mengungkapkan bahwa ia memperoleh keuntungan kotor sebesar 2 juta hingga 9 juta rupiah setiap membuka jastip “war tiket”, dan biasanya ia hanya membuka mesin slot “war tiket” dalam jumlah yang sangat terbatas.
"Sebenarnya tentatif, tapi untuk konser yang banyak peminatnya, penerimaan laba bisa antara 2 juta hingga 9 juta rupiah. Itu belum termasuk biaya operasional jastip 'war tiket'," kata Silvie kepada wartawan.
Apa yang menentukan harga tiket konser jastip?
Bukan hal yang mudah untuk berhasil meraup untung hingga 9 juta rupiah dari bayaran "war tiket".
Sylvie mengatakan, ada tiga faktor yang menentukan harga "war tiket" Justip, yakni harga tiket, tingkat animo masyarakat terhadap konser, dan tingkat kesulitan "war ticket".
Tingkat kesulitan "War Tiket" adalah salah satu faktor yang paling menantang bagi semua pecinta konser. Karena itu, Silvie menyiapkan sedikitnya 16 orang untuk bergabung dalam tim jastip "war tiket" miliknya untuk "memenangkan perang tiket".
“Persiapannya banyak. Dari dua hari sebelum 'perang tiket', saya dan tim mulai membagikan, seperti membagi berapa tiket yang diperiksa setiap orang, dan membagi orang berdasarkan kategori tiket. Siapa yang bisa mendapatkan tiket perang hari itu," kata Sylvie menjelaskan.
Antara lain, Silvie mencari tempat dengan kecepatan internet tercepat. Biasanya, dia akan melakukan "war tiket" di rumah atau di warung internet (warnet).
"Setelah tiket dibagikan, kami mencari wifi tercepat. Jika saya tidak di rumah, saya biasanya menyewa warnet dengan MBps (megabit per detik) yang lebih tinggi - ya, lebih dari 200 MBps," kata Sylvie.
Sylvie mengatakan dia dan timnya selalu memanfaatkan penjualan tiket sepanjang hari yang diselenggarakan oleh pihak penyelenggara. Setiap hari, ia meminta seluruh anggota tim berhasil mendapatkan nomor tiket sesuai slot waktu yang dipesan pelanggan.
“Saya selalu menanamkan prinsip quality over quantity. Makanya saat membuka jastip untuk tiket konser termasuk Coldplay, saya tidak pernah buka banyak, misalnya hanya 20 slot atau 20 Tiket,” kata Sylvie.
Khusus konser populer, seperti Coldplay 'Music of the Spheres World Tour' Jakarta, Sylvie menyediakan jastip dari 'war tiket' hingga tiket elektronik menjadi tiket fisik. Dengan demikian, para pelanggannya pun hanya cukup datang ke lokasi konser tanpa perlu menukar tiket lagi.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait