Rendra Siahaan, warga Jalan Sanggabuana, Babakan, Kecamatan Bogor Tengah mengaku rutin menggunakan pedestrian seputaran SSA untuk berolahraga bersama keluarganya. "Kalau menurut saya pastinya repot juga, tapi memang mau tidak mau, bottleneck ini mesti dibongkar dan direvitalisasi, sebagai warga pasti mendukung," katanya.
Banyaknya kendaraan yang menggunakan Jalan Otista menjadi poin yang harus diperhatikan, sehingga revitalisasi Jembatan Otista semestinya diimbangi dengan perbaikan di titik-titik lain sepanjang Jalan Otista sehingga terintegrasi.
Sementara itu, pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna menuturkan, seiring waktu volume kendaraan yang melintasi Jalan Otista akan semakin bertambah. Sementara jika jalan dan jembatan Otista tidak diperlebar atau direvitalisasi, maka pada tahun 2025 Kota Bogor berpotensi mengalami stuck dalam konteks di jalur Sistem Satu Arah (SSA).
Tampak udara kondisi terkini pembangunan jembatan Otista. (Foto : Istimewa)
"Hal ini karena penyempitan dan kapasitas jalan sudah tidak mendukung, khususnya penyempitan di Jembatan Otista, volume kendaraan semakin bertambah sehingga faktor kemacetan akan semakin meningkat di Jalan Otista. Jika tidak dari sekarang maka kita akan punya delikasi besar," jelasnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait