Fakta-fakta Wamenkominfo Nezar Patria: Aktivis Reformasi Hingga Pernah Diculik Rezim Orba

Herman Yosef
Nezar Patria (kiri) wamenkominfo yang baru dilantik Presiden Jokowi. Budi Arie Setiadi (kanan), Menkominfo. (Foto: Instagram)

JAKARTA, iNewsBogor.id - Nama jurnalis senior Nezar Patria masuk dalam kabinet kerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Nezar resmi dilantik menjadi Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) oleh Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/7/2023).

Nezar Patria akan bertugas mendampingi Budie Arie Setiadi yang dilantik sebagai Menkominfo, menggantikan Johnny Gerald Plate yang sebelumnya terjerat kasus korupsi penyediaan tower base transceiver station (BTS) 4G BAKTI Kominfo.

Melansir dari akun LinkedIn pribadinya, Nezar Patria mengklaim dirinya sebagai seorang aktivis, jurnalis, penulis, serta penyair. 

Pendidikan Nezar Patria 

Nezar mengeyam pendidikan di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada pada tahun 1997. 

Saat kuliah ia aktif dalam sejumlah organisasi kemahasiswaan, seperti Jemaah Shalahuddin UGM (1990-1991), Biro Pers Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, Pijar (1992-1996), dan menjabat sebagai Sekretaris Umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) pada tahun 1996. 

Pada tahun 2007, Nezar meraih gelar Master of Science (MSc) di bidang Politik dan Sejarah Internasional dari London School of Economics (LSE). Kemudian, pada tahun 2022, Nezar menyelesaikan studi lanjutannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA). 

Pada tahun 2022, dia juga mendapatkan gelar MBA lain dari Graduate School of Business-GSB, Universiti Sains Malaysia, Penang.

Aktivis Reformasi Era Orde Baru 

Nezar juga seorang aktivis reformasi. Ia pernah menjadi korban penculikan pada masa Orde Baru bersama Budiman Soedjatmiko dan Andi Arief. Selain itu, Nezar merupakan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang sering mengkritisi kebijakan Orde Baru. 

Setelah menjalani dunia aktivisme, Nezar mulai aktif dalam dunia jurnalisme. Ia sempat bekerja di Majalah D&R (1999-2000), majalah yang merupakan asuhan Tempo setelah dibubarkan Orde Baru. 

Karir Nezar di Bidang Jurnalisme 

Pada tahun 2000-2008, ia kembali menjadi wartawan setelah Tempo aktif kembali. Nezar juga sempat berpartisipasi mendirikan Viva.co.id pada periode 2008-2014. 

Ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Indonesia (2008-2011). Menjadi Wakil Pemimpin Redaksi CNNIndonesia.com dari (2014-2015). Anggota dalam dewan pers (2013-2019). Menjadi digital chief editor Jakarta Post (2015-2020) di akhir karir jurnalismenya.

Jabat Stafsus Erick Thohir 

Pada awal tahun 2020, Nezar mulai melepaskan pekerjaan di dunia jurnalisme dengan bergabung ke dalam pengurus perusahaan pemerintah. Nezar pernah menjadi Direktur PT Pos Indonesia (2020-2022) dan komisaris PT Pegadaian (2022-sekarang). Ia juga sempat menjadi Stafsus Menteri BUMN Erick Tohir di bidang komunikasi, semenjak pertengahan 2022 lalu. 

Baru-baru ini, Nezar juga sempat melaporkan podcast bocor alus Tempo ke dewan pers karena dirasa merugikan nama Erick Tohir. Nezar juga melahirkan beberapa karya akademik maupun fiksi dalam bentuk buku seperti Negara dan Hegemoni menurut Antonio Gramsci (1999), Premanisme Politik (2000), Oposisi Maya, (2013), Di Kedai Teh Ah Mei (2017), Keputusan Sulit Adnan Ganto: Tiga Dekade Menjadi Bankir di Bank Kelas Dunia (2017).

Editor : Ifan Jafar Siddik

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network