Anggota Komisi IV DPR RI Ravindra Airlangga Ajak Petani dan Pelaku UMKM Bogor Tangkap Peluang Ekspor
BOGOR, iNewsBogor.id - Ratusan petani dan pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM) didominasi kelompok milenial ambil bagian dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) seputar pertanian dan perkebunan digelar di tiga lokasi berbeda antara lain Dramaga, Ciampea dan Cibungbulang Kabupaten Bogor, Sabtu, (30/9/2023). Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar Ravindra Airlangga.
Saat menyampaikan fikirannya dihadapan ratusan peserta bimtek, Ravindra menegaskan Bogor memiliki keunggulan komparatif di bidang pertanian dan perkebunan. Karena itu, mestinya petani Bogor lebih serius berorientasi ekspor.
Ravindra menambahkan, Bogor memiliki potensi perkembunan yang sangat besar. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik, kata dia, komoditas perkebunan dan pertanian (buntan-red) Kabupaten Bogor antara lain kopi, kakao, teh, tanaman hias, juga produk pertanian lainnya.
Ravindra menyebut di Tahun 2022, total produksi buntan sekitar 7 juta ton secara keseluruhan. Dan angka ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu produksi perkebunan unggulan Bogor, lanjutnya, adalah kopi jenis robusta. Tahun 2021, sebanyak 4 ribu ton biji kopi diproduksi dari daerah ini.
"Bogor sangat penting karena merupakan penyangga utama Jabodetabek. Banyak pangan dan bahan baku industri makanan yang disupply oleh Kabupaten Bogor. Sehingga Bogor memiliki keunggulan komparatif di bidang pertanian dan perkebunan,” kata Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi Partai Golkar Daerah Pemilihan Jawa Barat V yang meliputi Kabupaten Bogor itu.
Ravindra mengingatkan bahwa Indonesia pernah menjadi produsen tebu terbesar di dunia. Itu terjadi tahun 1930an. Hal itu terjadi salah satunya karena penggunaan bibit yang sesuai, yakni bibit POJ 878. Dengan bibit itu, produksi tebu bisa mencapai 12 ton perhektar. Sekarang hanya sekitar 5 ton perhektar. Ada penurunan produktifitas lebih dari 50 persen. "Seharusnya tambah lama tambah berkembang. Sekarang, kata dia, Indonesia menjadi importir gula. Padahal dulu adalah eksportir,” jelasnya.
Ada tiga hal, menurut Ravindra, yang bisa dilakukan agar pertanian dan perkebunan bisa meningkatkan produksi. Pertama, melakukan cost maintenance. Biaya harus bisa dijaga, namun hasil tetap bisa optimal. Salah satu solusinya, menurut Ravindra, adalah menggunakan bibit bersertifikat. Penggunaan bibit unggul dan bersertifikat, menurut kajian Ravindra, bisa meningkatkan produksi sekitar 30 persen lebih banyak dari penggunaan bibit non-unggulan. "Dengan usaha yang sama, produktifitasnya lebih tinggi,” jelasnya.
Kedua, mengetahui waktu atau jadwa tanam dan pemupukan. Selain itu juga penting untuk memastikan irigasi yang teratur.Ketiga adalah perlunya perhatian khusus pada peremajaan. Produktifitas tanaman lama-lama menurun. Karena itu perlu proses peremajaan tanaman dan bibit.
Ditanya soal tujuannya bertemu dengan para petani dan pelaku UMKM itu, Ravindra menjawab "Saya hadir di tengah-tengah para petani dan UMKM ini sudah sejak lama, mereka meminta agar produksi pertanian dan UMKM yang selama ini berjalan lebih meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Ke depan para petani perlu berorientasi ekspor. Salah satu caranya adalah berubah dari petani tradisional menjadi petani modern yang melek tekhnologi.”
Para peserta yang didominasi kaum milenial merespon positif kegiatan bimtek. Salah seorang diantaranya, Silfa Apriliya (21), mengaku sangat termotivasi dengan kegiatan bimtek yang ia ikuti.
"Saya masih kuliah di UT semester 3, saya usaha produksi rumahan kerudung pasmina yang dibantu 5 orang yang kerja. Menurut saya acara ini sangat berguna ya jadi bagaimana kita bisa tahu cara menembus pasaran ekspor ke luar negri dan sebagainya " kata Silfa kepada wartawan, Sabtu, (30/9/2023).
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Kabupaten Bogor, Jaro Ade, saat memberi sambutan dalam acara menyatakan rasa syukur diadakannya kegiatan bimtek guna membantu para pelaku UMKM dan petani muda milenial. “Ini sangat membantu pelaku UMKM dan petani muda untuk meningkatkan pengetahuan seputar ekspor,” tandas Jaro Ade.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait