Disamping itu, prosentase komposisi pasien berdasarkan kondisi klinis secara berkala menjadi hal yang disampaikan Bima Arya. Ini ditujukan untuk mengetahui tingkat keterpaparan pasien.
“Kami ingin memastikan tidak ada pasien yang ringan tetapi dilakukan rawat inap,” katanya.
Kondisi saat ini diakuinya terjadi secara cepat dan diluar prediksi. Persiapan rumah sakit dari berbagai aspek harus diperhatikan secara benar-benar.
Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno menambahkan, persiapan secara menyeluruh dari berbagai aspek harus dilakukan seluruh rumah sakit di Kota Bogor. Di antaranya menyediakan tempat tidur isolasi minimal 30 persen konversi dengan evaluasi harian, menyiapkan fasilitas ICU untuk isolasi Covid-19.
“Saat ini angka tempat tidur dan ICU masih di 18 persen. Kemudian obat-obatan, oksigen, tenaga kesehatannya, beban dan pengaturan SDM-nya itu penting, agar pengalaman yang sudah-sudah tidak terulang lagi,” ujarnya.
Retno sapaannya menyatakan, pasien Covid-19 dengan kriteria OTG dan ringan, cukup menjalani isolasi mandiri atau ke pusat isolasi terpadu.
Atau bagi masyarakat yang mampu secara ekonomi terpapar Covid-19 bisa menjalani isolasi mandiri di hotel yang bekerja sama dengan rumah sakit berkoordinasi Dinkes Kota Bogor.
“Pemantauan dilakukan Dinkes. Rumah sakit boleh kerja sama dengan hotel untuk OTG dan gejala ringan berkoordinasi dengan Dinkes dan dibawah pengampunya rumah sakit tersebut,” katanya.
Berdasarkan data yang dirilis Satgas Covid-19 Kota Bogor per 3 Februari 2022 tercatat jumlah warga berstatus positif covid di Kota Bogor mencapai 206 orang.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait