Saat ini, Pos Indonesia memiliki kantor cabang yang tersebar pada 4.800 lokasi di Indonesia. Dengan luasnya sebaran ini, perusahaan yang berdiri lebih dari 277 tahun ini mampu menyalurkan bantuan cadangan pangan dari pemerintah hingga ke wilayah 3T (terluar, terdepan, tertinggal) dengan cepat dan tepat.
“Kami menerapkan tiga metode penyaluran untuk memastikan penerima adalah warga yang tepat sasaran, yakni penyaluran di Kantor Pos, pembagian di komunitas, dan pengantaran langsung ke rumah bagi penerima berusia lansia, disabilitas, maupun sedang sakit,” tambah Tonggo.
Penunjukkan kembali Pos Indonesia sebagai transporter terbesar dalam program penyaluran bantuan cadangan pangan beras ini bukanlah tanpa alasan. Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi, menuturkan bahwasannya Pos Indonesia memiliki pengalaman yang mumpuni dalam hal pendistribusian bantuan ke pelosok negeri sehingga target pengiriman dapat sesuai jadwal yang telah ditentukan.
“Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Pos Indonesia adalah kemampuannya dalam mengembangkan sistem yang mengantarkan bantuan pangan itu dengan baik. Dulu yang menjadi masalah adalah penerima salah sasaran, namun sekarang dengan sistem face recognition yang dimilikinya masalah tersebut tuntas diatasi dan pengiriman dapat sesuai target dan jadwal yang telah ditentukan,” terang Bayu.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia, Tonggo Marbun. (Foto : INewsBogor.id/Tin)
Bayu mengapresiasi kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang logistik tersebut terhadap penyaluran bantuan ke masyarakat Indonesia. Ia mengatakan pihaknya akan terus bekerja sama dengan Pos Indonesia. “Ke depannya, Perum BULOG ingin terus bekerja sama dengan Pos Indonesia,” ujar pria berusia 59 tahun tersebut.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait