JAKARTA, iNewsBogor.id - Muhammadiyah mengusulkan kepada Kementerian Agama (Kemenag) untuk tidak menggelar sidang isbat, baik untuk penetapan 1 Ramadan maupun 1 Syawal, atau Idulfitri.
Alasan Muhammadiyah adalah bahwa posisi hilal tidak akan terlihat saat sidang isbat yang dijadwalkan oleh Kemenag pada 10 Maret. Sehingga, Muhammadiyah menyatakan bahwa awal Ramadan berdasarkan metode Kementerian Agama, akan dimulai pada 12 Maret 2024.
"Saat posisi hilal masih di bawah satu derajat, jelas hilal tidak akan terlihat kalau menggunakan kriteria MABIMS," ujar Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti kepada wartawan pada Kamis (7/3/2024).
Seperti yang diketahui, Indonesia mengikuti aturan yang disepakati oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Dalam ketentuan terbaru tersebut, Ramadan dianggap memenuhi syarat jika posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat.
Muhammadiyah juga menyatakan bahwa mereka belum menerima undangan terkait sidang isbat yang akan digelar Kemenag pada 10 Maret.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait