Selain infrastruktur, Bima Arya juga menyoroti pentingnya membangun budaya ramah tamah, sebagaimana yang telah terjadi di Yogyakarta. Menurutnya, di Yogyakarta, mulai dari naik becak hingga menginap di hotel bintang lima, semua tempat tersebut memberikan pelayanan yang sama, yaitu penuh dengan keramahan dan keakraban yang luar biasa.
"Di Kota Bogor, tugas kita adalah menciptakan budaya terbuka seperti ini, terutama dengan mengimplementasikan slogan Kota Bogor 'someah hade ka semah' agar wisatawan merasa disambut dengan keramahan yang hangat begitu mereka memasuki Kota Bogor," katanya.
Bima Arya menambahkan bahwa hal penting ketiga adalah peran aktor dalam mempromosikan Kota Bogor, yang merupakan tugas dari pengurus BPPD Kota Bogor. Pengurus tersebut juga perlu meningkatkan jumlah pramuwisata yang memiliki kemampuan dalam menceritakan sejarah Kota Bogor secara komprehensif, mulai dari masa Prabu Siliwangi hingga upaya-upaya saat ini yang dilakukan oleh pemerintah kota untuk membuat Kota Bogor menjadi lebih baik.
"Selain mempromosikan makanan, minuman, dan destinasi wisata, kita juga harus mempromosikan Kota Bogor sebagai kota yang paling toleran di Indonesia. Inilah aktor-aktor yang harus kita miliki untuk menghadapi masa depan setelah Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota," ucapnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait