BOGOR, iNewsBogor.id - Sejumlah orang tua siswa mendatangi SMP Negeri 3 Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memprotes kenapa anaknya tidak lolos PPDB (penerimaan peserta didik baru).
Dalam video viral di media sosial (medsos) pada Kamis (11/7/2024) tersebut, para orang tua ngamuk karena telah membayar kepada salah satu oknum agar anaknya lolos. Uang yang mereka bayarkan bahkan jumlahnya jutaan rupiah.
Orang tua kemudian mengunjungi sekolah untuk menanyakan hal tersebut. Terjadi perdebatan antara pihak sekolah dan orang tua.
Menyikapi kejadian tersebut, Kapolsek Citeureup Kompol Victor Hamonangan menyatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Rabu (10/7) kemarin, saat proses daftar ulang peserta didik. Dia menjelaskan kronologinya.
"Kejadian viral terjadi ketika SMPN 3 Citeureup sedang melakukan daftar ulang peserta didik pada pukul 09.00 WIB. Sebanyak 59 orang tua wakil peserta didik yang sebelumnya dinyatakan diterima melalui aplikasi, mendatangi sekolah. Sekitar 15 orang tua di antaranya mengklaim bahwa zona tempat tinggal mereka tidak sesuai dengan alamat Kartu Keluarga (KK)," kata Victor.
Mereka yang diterima melalui aplikasi harus melewati verifikasi data yang kemudian memunculkan ketidaksesuaian koordinat alamat sesuai dengan KTP dan KK. Victor juga menyebutkan adanya dugaan praktik pungutan liar (pungli) dalam proses tersebut.
"Ada dugaan bahwa ada pungli untuk memastikan diterimanya anak-anak mereka dengan membayar sejumlah uang kepada oknum sekolah. Beberapa calon peserta didik mengatakan telah memberikan uang sebesar Rp 2,5-3 juta," ucapnya.
Tujuan kedatangan orang tua ke sekolah adalah untuk mempertanyakan alasan ketidaklolosan anak-anak mereka dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Pada sore harinya, dilakukan pertemuan antara orang tua, pihak sekolah, dan pemerintah.
"Hasil dari musyawarah tersebut adalah bahwa 59 peserta didik tetap tidak diterima oleh sekolah," tambahnya.
Editor : Sazili Mustofa
Artikel Terkait