Setibanya di Ujung Kulon, peserta disambut rimbunnya hutan tropis dan petugas taman nasional yang siap berbagi pengetahuan. Dalam sesi edukasi singkat, mereka diajak mengenal flora dan fauna yang mendiami kawasan hutan lindung, termasuk Badak Jawa, Owa Jawa (jenis primata langka), Primata, hingga Harimau dan Burung. Para peserta mendengarkan dengan antusias, menyadari bahwa apa yang selama ini hanya mereka tonton di layar kini hadir nyata di hadapan mereka—dan sangat rapuh jika tidak dijaga.
“Rasanya campur aduk. Terharu bisa melihat langsung habitat asli hewan-hewan yang selama ini hanya kita dengar dari cerita. Sekaligus miris, karena populasinya terus menyusut, terlebih banyak oknum yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi,” kata Rizky salah satu peserta touring.
Touring ini juga menjadi refleksi mendalam bagi peserta, yang mayoritas bekerja di sektor transportasi. Di dunia yang bergerak cepat, mereka disadarkan betapa pentingnya melambat sejenak, merasakan ritme alam, dan menyelami kehidupan lain yang lebih sunyi tapi penuh makna.
Malam hari di Serenity Resort, Tanjung Lesung, menjadi waktu perenungan dan cerita. Diiringi debur ombak dan udara malam yang bersih, diskusi kecil berlangsung santai. Tidak sekadar tentang rute selanjutnya, tapi tentang bagaimana kontribusi mereka—sekecil apapun—bisa ikut menjaga ekosistem yang semakin terancam.
“Kita pulang dengan lebih dari sekadar foto dan cerita. Kita bawa pulang kesadaran,” ucap Wandes, peserta lainnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait
