Silaturahmi dalam Islam: Kunci Keharmonisan Sosial dan Keberkahan Hidup

Ifan Jafar Siddik/Net Bogor
Ilustrasi silaturahmi dalam Islam: Menjaga hubungan baik dengan sesama untuk menciptakan keharmonisan sosial dan mendapatkan keberkahan hidup, sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Foto: Istimewa

BOGOR, iNewsBogor.id  – Silaturahmi, atau menjaga hubungan baik dengan sesama, adalah nilai yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Dalam kehidupan sehari-hari, silaturahmi bukan hanya sebatas hubungan antara keluarga, tetapi juga meliputi hubungan antar tetangga, teman, bahkan masyarakat luas.

Ajaran ini terdapat dalam banyak dalil Al-Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad SAW, yang menggarisbawahi betapa pentingnya menjaga tali persaudaraan demi terciptanya kedamaian, kebersamaan, dan keberkahan hidup.

Silaturahmi dalam Al-Qur'an: Perintah Allah untuk Memelihara Hubungan Antar Sesama

Allah SWT dalam Al-Qur'an berulang kali menyebutkan betapa pentingnya menjaga hubungan dengan sesama umat manusia. Salah satu ayat yang menekankan pentingnya silaturahmi terdapat dalam Surat An-Nisa, ayat 1:

"Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari seorang diri dan darinya menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (menggunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga kalian."
(QS. An-Nisa [4]:1)

Ayat ini menegaskan bahwa silaturahmi adalah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, baik antara keluarga maupun antar sesama umat manusia. Allah juga mengingatkan kita untuk menjaga hubungan ini dengan penuh kesadaran akan takwa dan kasih sayang.

Selain itu, dalam Surat Al-Ahzab ayat 6, Allah menyebutkan tentang pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan, terutama dengan Nabi Muhammad SAW, yang menjadi teladan bagi umat Islam:

"Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri, dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Dan kerabat yang paling dekat dengan Nabi, mereka lebih berhak untuk menjadi pewaris (harta) dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki hubungan darah."
(QS. Al-Ahzab [33]:6)

Editor : Ifan Jafar Siddik

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network