Rekonsiliatif Kata Kunci Benahi Sengkarut di Sekolah At Taufiq

Ifan Jafar Siddik

BOGOR - Program iNewsbogor.id Forum kembali menggelar talkshow dengan tema “Membedah Sengkarut Sekolah At Taufiq?” menghadirkan narasumber kompeten di bidang pendidikan. Talkshow digelar secara live, Rabu Malam (30/3/2022).

Sejumlah narasumber tampil dalam program talkshow besutan iNewsBogor.id ini, antara lain Pemerhati Pendidikan yang juga Rektor Universitas Pakuan, Bibin Rubini,  Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Karnain Asyhar, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi, yang belakangan batal hadir tanpa alasan di forum talkshow. Dua perwakilan Sekolah At Taufiq yang tengah berseteru pun turut hadir masing masing, Ustadz Nurkholis dari Yayasan al Irsyad dan Said Awad Hayaza dari Yayasan At Taufiq.

Pimpinan Redaksi iNewsbogor.id Furqon Munawar tampil memandu acara talkshow. Talkshow kali ini mengangkat tema yang tengah ramai jadi perbincangan publik juga diberitakan media, terkait sengkarut berkepanjangan di tubuh lembaga pendidikan At Taufiq Kota Bogor.

Talkshow digelar guna melihat dan mendengar pandangan para narasumber dari sudut pandang pendidikan dan kebijakan pemerintah.

Namun publik banyak mengungkapkan rasa kecewanya atas  ketidak hadiran Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi yang diharapkan dapat menyampaikan paparan soal sengkarut di Sekolah At Taufiq dari perspektif pemerintah selaku penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan di Kota Bogor termasuk nasib masa depan para peserta didik.

Para narasumber yang dihadirkan menyampaikan sejumlah pandangan yang pada intinya sangat menyesalkan kisruh di tubuh Sekolah At Taufiq terkesan dibiarkan berlarut larut yang berujung pada terganggunggu nya kegiatan belajar mengajar dan sudah barang tentu berdampak secara psikologis pada peserta didik.

Narasumber perwakilan Sekolah At taufoq yang tengah berseteru masing masing bersikeras pada prinsipnya terkait keberadaan dan masa depan pembelajaran di Sekolah At Taufiq. 

Perwakilan Yayasan Al Irsyad Ustadz Nurkholis, mengungkapkan ihwal kepemilikan lahan sekokah At Taufiq dan bersikukuh pada klaimnya bahwa Yayasan Al Irsyad, lah yang paling berhak sebagai penyelenggada pendidikan di sekolah At Taufiq.

Klaim Al Irsyad disanggah oleh perwakilan yayasan At Taufiq Said Hawad Hayaza, pihaknya malah mengendus adanya dugaan manipulasi dokumen terkait kepemilikan lahan yang menjadi kawasan persekolahan At Taufiq saat ini. Said menyebut klaim oleh Al Irsyad tidak berdasar. Itulah mengapa pihaknya membuat laporan polisi terkait dugaan manipulasi dokumen lahan tersebut ke pihak Kepolisian.

Meski terdapat perbendaan pandangan dari keduanya menyikapi soal kepemilikan lahan, namun mereka sepakat perlu dibangun kondisifitas pembelajaran bagi para peserta didik. Kedua nya sepakat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seharusnya tetap diprioritaskan.

Kisruh klaim keduanya jangan sampai mengorbankan hak peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran yang layak dan proporsional. Soal klaim lahan biarkan bergulir di ranah hukum. 

Senada dengan keduanya, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor dari Fraksi PKS Karnaen Asyhar juga meminta semua pihak yang berkonflik di Sekolah At Taufik membangun suasana kondusif. Bahkan Karnaen mengingatkan agar konflik di tubuh Sekolah At Taufiq dilokalisir jangan jadi konsumsi publik demi masa depan peserta didik.

Lebih lanjut kata Karnaen, DPRD Kota Bogor terus memonitor kondisi di Sekolah At Taufiq. Pihaknya bahkan beberapa kali memanggil para pihak yang berkonflik untuk mendapatkan masukan. Pihaknya juga pernah menggelar dengar pendapat menghadirkan Kepala Dinas Pendidikan.

Komisi IV DPRD Kota Bogor menurut Karnaen, dalam waktu dekat lewat Bamus akan mengundang para pihak yang berkonflik guna merekonsiliasi keduanya termasuk memastikan para peserta didik di At Taufiq agar tidak kehilangan haknya.

Sementara itu, pemerhati pendidikan yang juga Rektor Universitaa Pakuan Bibin Rubini, berpandangan bahwa konflik di Sekolah At Taufiq segera diakhiri. Bibin mengjbaratkan pada kehidupan rumah tangga, jika suami isteri konflik maka yang akan menjadi korban adalah anak.

Oleh karena itu demi masa depan peserta didik sudah seharusnya para pihak yang berkonflik segera menyadari kekeliruannya kembali pada tujuan awal membangun pendidikan berbasis Islam yang berkualitas terlebih Sekolah At Taufiq dikenal selama ini sebagai sekolah unggulan berprestasi hingga ke tingkat nasional.

Marwah itulah yang harus dikembalikan ketimbang terus memelihara konflik hingga tak berujung. Terlepas dari perbedaan cara pandang yang muncul dalam memahami persoalan terkait sengkarut di tubuh Sekolah At Taufiq.

Namun, semua narasumber yang dihadirkan dalam talkshow iNewsBogor.id Forum sampai pada kesimpulan pentingnya dibangun semangat rekonsiliatif di Sekolah At Taufiq guna mengembalikan marwah sebagai sekolah bergengsi sekaligus berprestasi.

Tonton Video selengkapnya di iNewsbogor.id 

Editor : Hilman Hilmansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network