AMSTERDAM,iNews.id - Bandara Schiphol di Amsterdam, Belanda ini merekrut 20 babi untuk mengamankan bandara, kok bisa?
Hewan berkaki 4 ternyata ini digunaka untuk mengamankan bandara dari serangan burung yang sangat berbahaya untuk pesawat terbang.
Pengelola Bandara Schiphol telah meminta peternak babi Josse Harhuis untuk merawat dan mengembangbiakkan 20 babi yang dia miliki di kawasan bandara Schiphol.
Tidak main-main selama enam bulan Josse Harhuis dan puluhan babi kesayangannya itu akan berada di kawasan bandara untuk mencegah terjadinya serangan burung yang sangat berbahaya buat pesawat terbang. Tugas mereka cuma satu hanya mencari makan di kawasan ladang yang ada di sekitaran bandara.
Dikutip New Zealand Herald, baru-baru ini disebutkan diyakini keberadaan ladang itu merupakan faktor utama mengapa burung-burung selalu nekat datang ke zona ekslusif bandara Schiphol. Pasalnya di lahan ladang itu menyimpan sisa-sisa gula yang tertinggal dari masa-masa panen.
Selain itu keberadaan bandara Schiphol yang ada di bawah permukaan laut makin membuat burung-burung semakin tertarik.
Kehadiran babi-babi itulah yang diyakini akan mencegah hal itu terjadi. Babi-babi itu akan mencari makan di sekitaran ladang dengan cara menggali tanah yang dapat membuat sisa-sisa gula habis tidak tersisa.
"Jadi tidak akan ada sisa-sisa gula yang bisa dicari oleh burung," ujar Jose Haarhuis.
Bandara Schiphol tidak membiarkan babi itu bekerja dengan mencari makan saja. Mereka juga dilengkapi dengan teknologi pengganggu burung seperti generator suara dan laser hijau. Menariknya keberadaan babi-babi itu justru dirasa sangat berhasil mengganggu para burung datang ke bandara.
"Beberapa minggu mereka datang, tidak terlihat burung-burung datang ke bandara," ujar Yvonne Versteg, Schiphol Flora and Fauna.
Sementara dalam penelitian berjudul Unrecognized threat to global soil carbon by a widespread invasice species menyebutkan bahwa babi merupakan salah satu hewan invasif yang bisa membongkar tanah dengan sangat besar untuk mencari makan.
"Babi itu seperti traktof yang tengah membajak ladang. Mereka membalik-balikkan tanah untuk mencari makanan," kata Dr Christopher O'Bryan, peneliti dari University of Queensland.
Dalam pemetaan yang mereka lakukan diketahui babi bisa menggali tanah hingga seluas 36.000 hingga 124.000 kilometer per segi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta