get app
inews
Aa Text
Read Next : Tampil di Acara Wedding Expo, Adelia Pasha Ungu Pukau Penonton 

Pandemi Covid-19 Belum Selesai, Fokus Lindungi Keluarga Tetap Harus Dilakukan 

Selasa, 23 November 2021 | 12:29 WIB
header img
Warga disuntik vaksin Covid-19 (Foto :Dok)

JAKARTA,iNews.id - Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memaparkan bahwa saat ini 40% sekolah di Indonesia telah melakukan pembelajaran tatap muka.

Angka ini masih kecil dibandingkan yang seharusnya. Maka dari itu, persiapan sekolah tatap muka di berbagai daerah akan terus didorong. 

Sementara status level PPKM beberapa wilayah telah diturunkan diikuti dengan beberapa poin aturan yang lebih longgar. Salah satunya, dengan memperbolehkan sekolah tatap muka bagi wilayah yang masuk PPKM level 1-3. Di sisi lain, klaster Covid-19 di sekolah dasar (SD) pun terus turun di berbagai daerah. 

Sejalan dengan program surveilans dan tracing yang dilakukan pemerintah, dibutuhkan juga peran dari keluarga untuk selalu siaga dan melakukan skrining Covid-19 secara rutin untuk melindungi keluarga dan anak-anak. 

Untuk mendukung dan meratanya pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat diadakan sebuah diskusi webinar yang berjudul "Jangan Sampai Lengah, Lindungi Keluarga", sekaligus diresmikanya laboratorium Covid-19 di Jakarta pada Sabtu (20/11/2021) lalu. 

Sejumlah Narasumber hadir diantaranya Business Development Nalagenetics TrihaLab Florencia Dewanto, Dokter Penanggungjawab TrihaLab Dr. Deborah, Head of Tribes Biotechnology Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Alex L. Suherman, Medical Director Triha Clinic Dr. Catherine Tjahjadi dan Manager Redtop Hotel Bowo meresmikan pembukaan TrihaLab. 

Dr. Deborah Penanggungjawab TrihaLab mengatakan, tes swab, baik itu berupa antigen maupun PCR, merupakan salah satu kunci untuk menekan penularan Covid-19. 

"Dengan rutin melakukan tes swab, diharapkan orang yang terinfeksi virus corona dapat segera mengetahuinya dan langsung mengisolasi diri agar tidak menularkan ke orang lain,"katanya.

Meski demikian, orang perlu berhati-hati dalam tes swab, apalagi jika melakukannya secara mandiri. Sebab, metode tes swab yang keliru justru dapat bikin luka serius di hidung. 

Maka dari itu, tes swab PCR harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional, terutama pada anak-anak, ujarnya.  

Sedangkan menurut Medical Director Triha Clinic Dr. Catherine Tjahjadi, ada beberapa metode pengambilan sample PCR yang beredar di Indonesia salah satunya, dengan sampel saliva. 

Mengadopsi teknologi diagnostik Covid-19 terbaru, salah satunya QuickSpit. QuickSpit memungkinkan pengambilan sampel air liur dan deteksi molekuler virus RNA tanpa ekstraksi. 

Pendekatan pengumpulan spesimen non-invasif ini bertujuan untuk mengurangi ketidaknyamanan saat koleksi sampel dan dikembangkan untuk pemakaian anak-anak dan lansia. Selain itu membangun Biobank dari sampel saliva untuk memberi solusi pelayanan kesehatan yang lebih terjangkau di masa depan. 

Metode ini juga dapat meningkatkan kapasitas lab sebanyak 30%, mengurangi harga baku sebanyak 20% dan memiliki akurasi 97% sebanding dengan qPCR deteksi virus RNA, termasuk SARS-CoV-2 berdasarkan riset dengan Atma Jaya. 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut