BOGOR, iNewsBogor.id - Wali Kota Bogor, Bima Arya melakukan pengecekan ke kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor di Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Rabu (8/2/2023) siang.
Pengecekan tersebut dilakukan untuk memastikan pelayanan dan fasilitas di kantor tetap berjalan dengan baik.
Didampingi Kepala DKPP yang baru, Chusnul Rozaqi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Bima Arya mengecek ruang kantor dan berbagai fasilitas.
Di sana, Bima Arya melihat satu persatu ruangan termasuk berbagai fasilitas, mulai dari pembibitan, layanan kesehatan hewan, kandang ternak, perbaikan kebun yang semula tidak terawat yang saat ini sedang dibenahi dan ditata agar memberikan layanan maksimal bagi warga Kota Bogor, vaksinasi hewan, hingga Pos IB Inseminasi Buatan.
Pada kesempatan itu, Bima Arya juga melihat fasilitas ruangan para penyuluh lapangan.
Dalam kunjungannya, Bima Arya memantau langsung layanan vaksin dan vitamin hewan yang diberikan kepada warga Kota Bogor yang membawa hewan peliharaan.
"Warga Bogor yg punya peliharaan kucing, anjing ataupun musang, silahkan bawa ke DKPP untuk bisa diberikan vaksin dan vitamin. Selain di kantor juga ada layanan mobil keliling," katanya didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah.
Setelah itu, Bima Arya mengecek Pos Inseminasi Buatan (IB) DKPP Kota Bogor.
Di sana dia melihat fasilitas yang pengembangan mutu hewan ternak yang dimiliki DKPP.
"Ini prosesnya seperti apa ya, apakah jenis sapi nya harus sama atau bisa berbeda," tanya Bima Arya kepada PPL DKPP.
PPL DKPP, Atep menjelaskan bahwa Pos IB merupakan teknologi reproduksi yang bertujuan untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik pada ternak.
"Nanti kita suntikin gitu, nanti langsung ke rahimnya ini kita ada alatnya, sapinya bisa jenis apa saja, kalau limosin mau limosin bisa, kalau sapi perah mau limosin juga bisa,"katanya.
Prosesnya inseminasi buatan pada ternak sapi lanjut Atep, dilakukan dengan maksud agar sel telur yang diovulasikan sapi betina dapat dibuahi oleh sperma.
"Jadi kita bibitkan di rahim, nanti lahirnya beda dengan induknya, seperti kita pernah coba indukan sapi perah anaknya limosin, sekarang ada di peternakan," katanya.
Secara umum IB pada sapi (kawin suntik) adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun.
Sehingga pengembangbiakan sapi dilakukan tidak harus menunggu masa atau musim kawin.
Sementara itu mengenai fasilitas vaksin gratis bagi hewan peliharaan saat ini bisa diakses di kantor DKPP.
Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Bogor, Anizar mengatakan, selama tahun 2022 pihaknya mendapat bantuan 800 dosis dari Provinsi Jawa Barat dan sudah dihabiskan untuk memvaksin hewan peliharaan warga.
Saat ini di awal tahun 2023 DKPP memiliki stok vaksin sebanyak 230 vaksin.
"Dari Januari - Februari sudah menghabiskan vaksin sekitar 200 an, jadi sisa stok ada 30 dosis lagi. Tapi saya sudah meminta ke provinsi untuk penambahan dosis vaksin. untuk dosis yang masih tersedia ini bisa diakses ke dinas selama masih ada, tapi nanti ketika kita ada drop dari provinsi vaksin rabies, nanti kita keliling lagi, bagi lagi jadwalnya," katanya.
Vaksin rabies ini kata Anizar, bisa digunakan untuk anjing, kucing, musang dan kera.
Syaratnya usia hewan minimal tiga bulan, sedang tidak bunting dan dalam keadaan sehat. Vaksin rabies ini bersifat zoonosis, artinya bisa menular ke manusia.
"Kalau sudah menular ke manusia, biasanya tidak ada obatnya. Jadi vaksin ini penting, layanan ini gratis, warga bisa mengupdate informasi ini bisa ke instagram @dkpp.kota.bogor. selama jam kerja kita buka, seperti pengobatan, vaksinasi, pelayanan, dan lain lain," katanya.
Saat ini kata Anizar, warga yang mengakses vaksin hewan mengalami peningkatan. Untuk terus melayani warga saat ini DKPP masih terus menunggu vaksin tambahan dari Pemprov Jawa Barat.
Editor : Ifan Jafar Siddik