Pada menit ke-48 babak pertama, kiper Thailand Bu Prohm menyambar pemain Vietnam Nguyen Van Toan. Jajaran Vietnam berharap Kartu merah yang seharusnya muncul dari kantong wasit, tapi itu hanya kartu kuning.
Lebih buruk lagi, pada menit ke-25 babak kedua, Vietnam menerobos pertahanan Thailand dan memiliki peluang satu lawan satu dengan kiper. Namun itu dianulir karena dianggap offside padahal sekilas dalam tayangan ulang pemain Vietnam masih di belakang bek Thailand.
Puncak dari kesalahpahaman terjadi pada perpanjangan waktu di babak kedua. Quang Hai dilanggar salah satu bek Thailand, namun wasit tidak memberikan penalti. Park Hang-seo pun akhirnya meledak.
Indonesia pun demikian, terdapat keputusan wasit yang seharusnya bisa berujung kemenangan mereka. Pada leg pertama semifinal melawan Singapura, Skuad Garuda hanya bermain imbang 1-1.
Di pertengahan laga, wasit hanya menyatakan tendangan bebas atas pelanggaran yang diterima Ricky Kambuaya. Padahal dari tayangan ulang, pelanggaran itu terjadi di dalam kotak penalti.
Dengan beberapa keputusan kontroversial ini, media Korea itu menyatakan sikapnya dengan menuliskan “diperlukan VAR untuk sepakbola Asia Tenggara.” Hal ini dirasa perlu demi kemajuan sepak bola di wilayah Asia Tenggara (ASEAN).
Pertandingan leg kedua antara Timnas Indonesia vs Singapura telah dilangsungkan pada Sabtu (25/12/2021) malam WIB dan masih tanpa hadirnya teknologi VAR. Meski begitu, Shin Tae-yong mengaku puas dengan kinerja wasit lantaran dinilainya sudah adil. Indonesia menang 4-2 di laga tersebut.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta