BOGOR - Ratusan siswa SDIT dan SMPIT Attaufiq Kota Bogor tidak dapat mengikuti pembelajaran di sekolah. Pasalnya, terjadi polemik dalam tubuh yayasan pengelola sekolah tersebut.
Konflik berkepanjangan berawal november 2021 terkait polemik izin operasional sekolah yang mengakibatkan ketidakpastian pembelajaran. Hal itu bedampak pada anak yang tidak memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) juga data pokok pendidikan (Dapodik) tidak sinkron.
Untuk memastikan keberlangsungan pendidikan di SDIT dan SMPIT Attaufiq, akhirnya Walikota Bogor turun tangan dengan memerintahkan Dinas Pendidikan mengambil alih operasional sekolah dengan menempatkan pelaksana tugas. Namun, dalam perjalanannya keberadaan pelaksana tugas Ahmad Furqon tidak berjalan mulus karena mendapat penolakan dan gangguan dari salah satu kubu yang berseteru bahkan dengan melakukan penggembokan sekolah.
Sebagai bentuk dukungan terhadap keberadaan pelaksana tugas sekolah tunjukan pemerintah, Puluhan wali murid SDIT dan SMPIT Attaufiq mendatangi Kantor Dinas Pendidikan, Jumat (14/1). Hal ini dilakukan agar kembali memulihkan jalannya kegiatan belajar mengajar siswa di SDIT dan SMPIT Attaufiq yang terbengkalai akibat perseturuan di tubuh yayasan pengelola sekolah.
Ketua Komite SMPIT Susiyanti, mengakui akibat konflik berkepanjangan di tubuh yayasan suasana sekolah menjadi tidak kondusif. "Kami mendukung penuh Plt kepala sekolah yang ditunjuk Ahmad Furqon yang akan melakukan pembenahan data pokok pendidik," katanya.
Menurut Susi, jauh sebelum ditunjuknya plt sekolah selama waktu berjalan banyak masalah timbul, yakni tidak sinkronnya data pokok pendidikan (Dapodik), baik itu jumlah ruang belajar, jumlah murid, dan tenaga didik. Ketidaksinkronan data menyebabkan siswa-siswa nasibnya tidak menentu karena tidak terdata secara resmi di tingkat kota, provinsi, hingga pusat.
Sementara itu, Plt Kepala Sekolah SMPIT Ahmad Furqon menjelaskan, saat ini dirinya tengah merapikan Dapodik At-Taufiq yang masih tercecer. Hanya saja, untuk melakukan pembaruan data, diperlukan data diri siswa dan orang tua.
"Permasalahan saat ini, ada beberapa orang tua, juga pihak yayasan yang tidak mau memperbarui Dapodik. Kami akan terus persuasi agar Dapodik ini segera selesai," katanya.
Terkait dualisme kepemilikan yayasan, selaku pelaksana tugas Ahmad Furqon berupaya untuk selalu membuka ruang komunikasi agar kedua belah pihak bisa duduk bersama menyelesaikan masalah demi masa depan anak didik.
Editor : Hilman Hilmansyah