JAKARTA, iNewsBogor.id – Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD), Petrus Hariyanto mengungkapkan bahwa seluruh korban pelanggaran HAM menangis melihat politikus Budiman Sudjatmiko bertemu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Pernyataan-pernyataan Budiman tentang Prabowo merupakan pemicu utama kekecewaan para rekan aktivis 1998 dan keluarga korban penculikan.
Awalnya, Petrus menyanggah pernyataan Budiman ihwal Prabowo yang dapat menjadi tokoh persatuan nasionalis.
“Kami bertanya, persatuan nasionalis seperti apa? persatuan nasionalis palsu. Kalau persatuan itu tidak mengungkap pelanggaran-pelanggaran HAM, bahkan merangkul pelaku-pelaku pelanggaran HAM. Macam apa persatuan nasionalis mau ditegakkan dan dibangun?” ujarnya saat berada di Kantor YLBHI, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Selanjutnya, ia menyinggung betapa kecewanya para aktivis dan korban pelanggaran HAM mendengar pernyataan Budiman yang mengatakan, “Masa lalu adalah masa lalu, kita berutang pada masa depan.”
Pernyataan itu, kata Petrus, bukan saja membuat para aktivis dan korban penculikan kecewa.
Namun juga membuat mereka semua menangis, sekaligus mempertanyakan sikap Budiman yang selama menjadi aktivis merupakan simbol perlawanan terhadap Orde Baru.
“Artinya, bukan hanya saja kita yang menolak dan kecewa, seluruh korban-korban pelanggaran HAM masuk ke WA aku dan menyatakan menangis. Kenapa Budiman mengatakan itu?” tutur Petrus.
“Keluarga korban penculik menanyakan, kenapa Budiman menyatakan bahwa kita tidak perlu lagi mempersoalkan kasus penculikan? Tidak mempersoalkan lagi pelanggaran yang dilakukan Prabowo? Bagi kami, itu sangat menyedihkan,” kata Petrus.
Keluarga besar PRD, kata Petrus, sangat kecewa dengan langkah politik yang diambil Budiman. Ia memastikan bahwa dirinya bersama rekan-rekan akan selalu menjaga muruah aktivis.
Sikap PRD terhadap pelanggaran HAM masa lalu, termasuk penculikan para aktivis dan mahasiswa, tidak bakal berubah. Mereka akan senantiasa menuntut keadilan dan setia pada perjuangan.
“Bagi kami ini sangat mengecewakan, dan kami hari ini ingin mengembalikan muruah aktivis di mana sekarang aktivis tidak ada bedanyan dengan politisi. Bisa menghalalkan segala cara termasuk meniadakan persoalan-persoalan masa lalu,” pungkasnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik