GUNUNG PUTRI, iNewsBogor.id-Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Keluarga Besar Majelis Rohmatul Ummah tahun ini memiliki nuansa berbeda dengan peringatan Maulid Nabi dari tahun-tahun sebelumnya. Karena peringatannya dilaksanakan bersamaan dengan perayaan Hari Santri Nasional (HSN).
Sekitar 700 jamaah baik laki laki maupun perempuan terlihat antusias memenuhi Halaman Majelis Dzikir Rohmatul Ummah hingga tumpah ke Jalan KS Tubun III RT 04 RW 09 Nagrak, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Sabtu malam 21 Oktober 2023.
Acara ini juga dihadiri oleh para habaib, kiai, diantaranya Habib Abu Bakar Husen Syihab, Habib Alwi Husen Syihab, KH Dr Muhammad Shofin Lc MA dari MUI Pusat, Gus Ahmad Sugiarto Pengasuh Ponpes Abu bakar Shidiq, Ustaz Salman Fariz Pengasuh Ponpes Alfatih, Ustaz Ahmad Mulyadi dari Majlis Darul Huda, Kiai Ahmad Khoerun dari Ponpes Kopo Sari, Ustaz Komaruzan dari Majelis Rohmatul ummah, Ustaz Nur Rohman dari Majlis Anfasiyah, Ustaz Abdurrahman dari Majlis Nurul Haq, Kombes Pol Purn Abdul Halim Penasehat Majlis Rohmatul ummah dan Brigjen TNI Isa Anshori dari Mabes TNI, serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang lainnya.
Nampak para jamaah yang terdiri dari bapak-bapak, ibu ibu, remaja serta anak anak yang datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek ini khusuk melantunkan salawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang dipandu langsung pimpinan sekaligus pengasuh Majelis Dzikir Rohmatul Ummah KH Muhammad Sholihin Jaelani.
Kemeriahan semakin terasa saat lagu Yaa Lal Wathan Karya KH Wahab Chasbullah dikumandangkan oleh para santri yang diikuti oleh ratusan jamaah Keluarga Besar Majelis Dzikir Rohmatul Ummah.
Pimpinan sekaligus Pengasuh Majelis Dzikir Rohmatul Ummah KH Muhammad Sholihin Jaelani dalam tauziahnya mengatakan, berkumpulnya para jamaah Majelis Dzikir bersama para Habib, Kiai dan ulama dengan satu niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dan sekaligus memperingati Hari Santri Nasional.
"Mudah mudahan ini menjadikan sebab dan wasilah Allah SWT curahkan rahmat, turunkan berkah dan ridho mengampuni dosa kita, para orangtua dan guru guru kita," kata KH Muhammad Sholihin Jaelani.
Menurut pengasuh Majelis Dzikir Rohmatul Ummah ini, sebagai bangsa Indonesia kita umat Islam wajib untuk mengingat sejarah masa lalu pada peristiwa Bulan Oktober sampai November 1945. Kenapa 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional.
Tanggal 22 Oktober 1945, lanjut dia, adalah hari lahirnya Fatwa Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama.
"Apa maksudnya fatwa yang ditandatangani oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asyari lalu kemudian disebar kepada para ulama, kiai dan para santri di seluruh penjuru Indonesia agar para ulama, kiai dan santri bangkit jiwanya, bangkit badannya untuk membela bangsa dan negara bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang didirikan pada 5 Oktober untuk menghadapi serangan balik Sekutu. Sehingga meletuslah apa yang sekarang dikenal sebagai Hari Pahlawan dimana Surabaya banjir dengan darah bersatunya seluruh rakyat Indonesia, para santri, ulama berjuang bersama TKR sehingga atas izin Allah diberikan kemenangan," papar Kiai Muhammad Sholihin Jaelani.
Saat ini, lanjut Kiai Sholihin Jaelani, kita bisa duduk tenang melantunkan salawat dengan tenang, beribadah dengan tenang tanpa ledakan bom tanpa letusan meriam karena Indonesia telah ditebus oleh darahnya para pejuang Indonesia telah dibasahi dan dibanjiri oleh darah para pejuang.
Sehingga para ulama dan santri serta umat Islam telah berkorban dan berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia.
"Karena mayoritas kita beragama Islam maka itu umat Islam baik yang hadir maupun yang mendengarkan seruan ini ingatlah Indonesa adalah tanggung jawab kita bersama. Karena Indonesia bukan tanggung TNI/Polri saja akan tetapi adalah tanggung jawab kita bersama dari Sabang sampai Marauke. Penasihat Majelis Dzikir Rohmatul Ummah juga telah mengingatkan agar kita mengikat Ukhuwah Islamaiyah atau persaudaraan sesama muslim, Ukhuwah Wathaniyah persaudaraan sesama anak bangsa, dan Ukhuwah atau Basyariyah persudaraan sesama manusia," tandasnya.
Di akhir penghujung acara sebelum makan bersama ditutup doa dengan dipandu oleh para Habib dan Kiai.
Editor : Suriya Mohamad Said