get app
inews
Aa Read Next : Ganjar Pranowo dan Gibran Olahraga Bareng di Bogor Sabtu Mendatang

Mentan SYL: Profesor Riset Diharapkan Beri Terobosan Pembangunan Pertanian Indonesia

Jum'at, 28 Januari 2022 | 20:35 WIB
header img
Mentan SYL menjelaskan, profesor riset Diharapkan memberi terobosan pembangunan pertanian Indonesia. Foto/ist

BOGOR - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian kembali mengukuhkan tiga profesor riset, masing-masing di bidang kepakaran kedokteran hewan, ekonomi pertanian serta pemuliaan dan genetika tanaman pada Jumat (28/1) di Auditorium Ir. Sadikin Sumintawikarta, Bogor. Dengan dikukuhkannya ketiga profesor riset tersebut, hingga saat ini Kementerian Pertanian memiliki 58 orang profesor riset aktif, dari total 1581 peneliti.

Prof. NLP Indi Dharmayanti menyampaikan orasi berjudul “Inovasi Teknologi Veteriner Berbasis Biologi Molekuler Untuk Mendukung Pengendalian Penyakit Avian Influenza di Indonesia”. Menurut Indi, penyakit AI merupakan penyakit zoonosis yang sampai sekarang masih menimbulkan kerugian ekonomi dan ancaman kesehatan yang serius terhadap hewan dan manusia.

“virus AI yang mudah bermutasi mengakibatkan perkembangan virus AI yang sangat dinamis membutuhkan kebaruan teknologi termasuk teknologi veteriner berbasis biologi molekuler (ITVBM-AI) untuk keakuratan dalam diagnosa dan mengetahui karakter virus yang bersirkulasi termasuk jenis obat dan vaksin yang digunakan” ungkapnya.

Indi menambahkan bahwa pengembangan ITVBM-AI mampu memberikan informasi karakter virus terkini, memprediksi keganasan virus sebagai early warning system menghadapi pandemi AI yang mungkin terjadi. 

“Penerapan ITVBM-AI sebagai upaya preventif yaitu diagnosa dan kebaruan vaksin yang lebih baik dalam pengendalian penyakit sehingga membutuhkan dukungan dari pemerintah baik itu berupa kebijakan, kemudahan pendaftaran izin edar, maupun pemberian insentif bagi industri pengguna ITVBM-AI karya anak bangsa dalam mendukung pengendalian penyakit avian influenza secara tepat, cepat dan akurat serta mampu meminimalisir dampak dari penyakit avian influenza.” lanjutnya.

Sementara, Prof. Atien Priyanti menyampaikan orasi dengan judul “Penerapan Bioekonomi Di Sektor Pertanian Dalam Mewujudkan Kemandirian Pakan”. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi biomassa pertanian yang melimpah untuk dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak hingga dapat berkemandirian pakan.

“Hal ini dilaksanakan melalui penerapan bioekonomi yang diyakini dapat menjadi salah satu pendorong dalam pertumbuhan ekonomi ke depan, dan salah satu kunci strategi pembangunan abad ke-21” ujarnya.

Pakan merupakan komponen utama usaha peternakan, mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, optimalisasi pemanfaatan biomassa yang jumlahnya sangat besar merupakan pilihan yang sangat tepat dalam mewujudkan kemandirian pakan.

“Pembangunan peternakan dapat berkembang secara berkelanjutan apabila didukung oleh pemanfaatan sumber daya lokal. Pengembangan usaha peternakan berbasis biomassa diarahkan berbasis kawasan yang terintegrasi secara holistik.” tambahnya. 

Kawasan ini dapat membuka peluang untuk memperoleh keuntungan, memberikan manfaat sosial, ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan sebagai wujud dalam menerapkan bioekonomi di sektor pertanian. “Kelompok tani-ternak menjadi modal dasar dalam rekayasa model kelembagaan ini.” tuturnya.

Prof. Muhammad Azrai dengan orasinya yang berjudul “Inovasi Varietas Hibrida Nasional Berdaya Saing Mewujudkan Swasembada Jagung Berkelanjutan” menuturkan bahwa selama ini varietas yang dilepas oleh perusahaan multinasional berfokus pada lahan optimal. Selain itu, produksi benih masih terkonsentrasi di Jawa Timur, sehingga menjadi salah satu faktor pembatas pencapaian target produksi jagung nasional.

“Salah satu upaya keberlanjutan program swasembada jagung yang dicapai pada tahun 2017 dan mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045, adalah mengakselerasikan perakitan varietas unggul hibrida (VUH) jagung berdaya hasil tinggi adaptif berbagai agroekosistem yang beragam berikut desentralisasi produksi benihnya.” ujar Azrai.

Pengembangan varietas dan penyediaan benih dalam negeri sangat terkait dengan kinerja pemuliaan dan perkembangan industri benih nasional. Perakitan dan Pegembangan varietas jagung hibrida berbasis inovasi dan teknologi modern berikut paket teknologinya berimplikasi terhadap percepatan perakitan galur dan pelepasan varietas serta penyediaan benih bermutu untuk peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam.

“Oleh karena itu, diperlukan dukungan kebijakan yang mendorong penyediaan benih berbasis in-situ dimana mitra lisensi Varietas Unggul Hibrida jagung nasional diharapkan dapat berperan menyediakan benih untuk luasan satu juta ha per tahun untuk mewujudkan swasembada jagung nasional dapat berkelanjutan.” lanjutnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya menyatakan bahwa meskipun sektor pertanian masih tumbuh 1,31% pada triwulan III 2021, namun sektor ini tetap dituntut untuk terus meningkatkan kinerjanya, terutama dalam menyediakan bahan pangan pokok dari sumber produksi dalam negeri di tengah tantangan keterbatasan dan degradasi lahan, serta dampak dari perubahan iklim.

“Sehubungan dengan hal tersebut, kita perlu terus mencari langkah-langkah terobosan dalam memitigasi dampak dari fenomena alam tersebut.” tegas Mentan. Mentan juga mengajak para peneliti, terutama Profesor Riset untuk menunjukkan karya terbaiknya dalam mensukseskan program peningkatan produksi pangan melalui dukungan inovasi teknologi, rancangan kelembagaan dan kebijakan yang tepat.

Mentan menyampaikan bahwa sistem inovasi pertanian bersifat unik dan berbeda dengan sistem inovasi secara umum. Keunikan sistem inovasi pertanian terutama karena pengaruh faktor alam, sehingga kinerjanya akan bervariasi menurut ekosistem. “Sehubungan itu tatanan kelembagaan sistem inovasi pertanian perlu mempertimbangkan keunikan tersebut.” lanjutnya.

Mentan juga menyampaikan apresiasi atas gagasan ketiga Profesor baru ini dan mengharapkan peneliti lainnya juga untuk memberikan karya terbaiknya dan turut aktif berkontribusi pada perencanaan program dan kebijakan serta implementasi pembangunan pertanian di Indonesia.

“Pemikiran-pemikiran inovatif dari para Profesor Riset akan selalu ditunggu untuk  turut berkontribusi pada perencanaan program dan kebijakan serta implementasi pembangunan pertanian.” tutupnya.
 

Editor : Hilman Hilmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut