get app
inews
Aa Text
Read Next : Trust Indonesia Sebut Prabowo Dukung Penuh Calon Kepala Daerah Usungan Gerindra dan KIM

STIAMI Puji Ketiga Capres dan Singgung Fenomena Kampus Milik BUMN

Senin, 05 Februari 2024 | 10:15 WIB
header img
Direktur Institut STIAMI, Dedy Kusna Utama dan Sekjen Perguruan Taman Siswa, Ki Saur Panjaitan.(Foto : Istimewa/MAK)

JAKARTA, iNewsBogor.id - Direktur Institut Stiami, Dedy Kusna Utama menilai ketiga calon Presiden mempunyai keunggulan di bidangnya masing-masing. Hal itu diungkapkan dalam acara Ngobrol Bareng Debat Capres Bersama Trust Indonesia dan Institut STIAMI yang berlangsung Minggu (4/2/) malam.

"Sebenarnya mereka tersebut punya keinginan yang sama, tetapi spektrum masing-masing mempunyai keunggulan di masing-masing bidang. Kalau kita lihat capres Anies dia kuat di bidang pendidikan. Capres Prabowo kuat dalam konteks ekonomi. Juga Capres Ganjar pernah menjadi pemerintahan, dia memahami komposisi pemerintahan itu," ujar Dedy.

Dedy mengatakan, yang paling penting saat ini ialah perihal pendidikan. Menurutnya, negara itu boleh defisit anggaran namun rakyatnya tidak boleh miskin. Rakyat Indonesia, ungkap dia, tidak boleh kelaparan dan tidak boleh kehilangan kesempatan untuk meraih pendidikan dan lainnya.

"Negara tidak boleh bermain. Negara tidak boleh berdagang dengan rakyat agar bisa memberikan ruang yang begitu besar kepada siapapun kepada masa ini untuk memberikan kontribusi yang positif. Salah satu hal yang mengangkat kemajuan bangsa adalah dengan pendidikan," lanjut dia.

Mantan aktivitas koperasi mahasiswa itu pun menyinggung fenomena berdirinya kampus BUMN. Menurutnya, BUMN yang notabene mewakili pemerintah seharusnya tidak ikut menjadi pemain dalam dunia pendidikan.

"Negara harus hadir ketika rakyat membutuhkan. Begitulah kami dunia pendidikan membutuhkan peran pemerintah hari ini agar menjadi wasit bukan menjadi pemain," ucap dia.

Selain itu, ia meminta kepada masyarakat untuk menghadapi situasi pemilu ini dengan santai dan tidak saling bermusuhan satu sama lain.

"Ketika perbedaan dihadapkan, perbedaan itu dipersiapkan dengan enjoy dengan santai. Hasilnya perbedaan itu cukup pada saat nanti selesai Pemilu, setelah itu kita bersatu kembali," ungkapnya.

"Anggaplah ini sebuah permainan ketika pertandingan itu selesai, semua mengakui secara sportif. Tentunya dengan syarat, menyelenggara pemilu harus dengan fair," imbuh dia.

Editor : Furqon Munawar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut