JAKARTA, iNewsBogor.id - Komitmen untuk terus menggelorakan penggunaan produk nasional terus disuarakan para aktivis Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat Palestina (SMURP).
Kali ini, dalam agenda aksi dukungan umat muslim Indonesia kepada rakyat Palestina, bertema Aksi Damai Bermilyar Dukungan Untuk Gaza dan Palestina berlangsung di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Minggu (9/6/2024) sore. SMURP kembali membagi-bagikan sejumlah produk makanan dan minuman yang termasuk kategori produk nasional.
“Kami (SMURP) datang dan kembali membagi-bagikan produk-produk nasional di aksi Aksi Damai Bermilyar Dukungan Untuk Gaza dan Palestina. Kami ingin larut dalam perjuangan umat Islam Indonesia dalam membela rakyat Palestina,” ujar aktivis SMURP, Andrian Rizky dalam orasinya.
Andrian pun menjelaskan produk produk nasional yang dibagikan SMURP hanyalah sebagian kecil dari produk-produk nasional lain yang bisa menggantikan produk-produk terafiliasi Israel.
Aktivis PMII Jakarta itu bahkan menegaskan peralihan penggunaan tersebut harus dilakukan sesegera mungkin untuk menguatkan tekanan atas kejahatan Israel yang semakin biadab di Palestina.
"Aksi ini juga jadi penegasan bahwa SMURP ingin masyarakat Indonesia mulai menjadikan produk nasional sebagai alternatif pengganti produk-produk terafiliasi Israel. Tidak boleh menunda-nunda lagi, harus dari sekarang. Sebab kejahatan Genosida Israel harus segera diakhiri. Boikot dan beralih ke produk-produk nasional,” ujar dia.
Andrian kembali menyebut sejumlah merek produk-produk terafiliasi Israel di Indonesia. Misalnya KFC, Danone, Starbucks, McDonalds, Nestle, Coca-Cola dan Unilever. Dirinya berharap masyarakat dapat menghindari penggunaan produk-produk yang jelas-jelas memiliki afiliasi dengan Israel tersebut.
Penampilan peserta aksi membawa pamflet seruan boikot produk Israel. (Foto : Istimewa/AJL)
“Setidaknya (merujuk Yayasan Konsumen Muslim Indonesia), sudah ada 10 produk yang terafiliasi dengan Israel. Masyarakat bisa menjadikan itu sebagai referensi kuat untuk melanjutkan aksi boikot,” ucapnya.
Editor : Furqon Munawar