JAKARTA, iNewsBogor.id - Potensi pasar travel umrah di Indonesia dinilai sangat besar. Pasalnya, hanya satu persen saja masyarakat muslim Indonesia yang sadar untuk menunaikan ibadah tersebut.
CEO Tanur Muthmainnah, Muhammad Reza Fahlevi mengungkap populasi muslim Indonesia yang besar mencapai 236 juta orang, faktanya belum terkelola secara maksimal menjadi pasar potensial oleh para pengelola travel umrah.
“Hanya sekitar 0,4 persen penduduk yang aware (sadar) melaksanakan ibadah tersebut. Padahal jumlah populasi muslim di Indonesia mencapai 236 juta orang. Itu artinya pasar travel umrah Indonesia masih sangat besar,” ujarnya dalam keterangan kepada awak media, Senin (15/7/2024) pagi.
Oleh karena itu penting untuk terus memberikan literasi ibadah umrah kepada umat muslim di Indonesia. Sebab, fadhillah atau ganjaran pahala dalam pelaksanaan umrah memang sangat besar sekali.
“Dalam Al Quran dan Hadits banyak sekali disebutkan keutamaan ibadah umrah. Salah duanya menghilangkan kefakiran dan dosa. Perumpamaannya seperti pembakaran yang mampu menghilangkan karat pada besi, emas dan perak,” jelas dia.
Hanya saja, Reza tetap mengingatkan jamaah untuk meluruskan niat umrah dan menjadikan ketaqwaan sebagai tolak ukur ibadah umrah. Akses fasilitas yang mewah dan berlebihan seharusnya tidak menjadi keutamaan dalam menunaikan ibadah umrah.
“Kita ini para mujahid, bukan calo hotel dan pesawat terbang. Sukses umrah dan haji bukan dengan fasilitas berlebih, tetapi karena keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT yang semakin bertambah,” ucapnya.
Pelurusan niat, tambah Reza penting untuk disadari para jamaah agar ibadah umrah tidak menjadi sarana pamer diri atau riya sehingga menghilangkan nilai hakiki sebagai sarana berserah diri pada Allah SWT.
“Motivasi umrah sudah menjadi sebuah kultur. Hanya dijadikan sebagai ajang untuk meningkatkan status sosial (riya-red). Motivasi yang seperti Ini harus diluruskan. Umrah adalah ibadah yang memiliki sangat banyak sekali keutamaan, baik untuk kesuksesan dunia maupun akhirat yang hanya didapatkan dari keikhlasan (Ibadah diperuntukkan hanya untuk Allah dan hanya berharap kepada Allah) & Itiba (Mengerjakan berdasarkan contoh dari Rasulullah),” tutur dia.
Editor : Furqon Munawar