Linda pun menyebutkan, sebanyak 10 orang peserta investasi rata rata pemilik warung kelontong dan ada juga warga biasa mengalami kerugian mencapai Rp.500 juta, para peserta adalah pemilik warung kelintong dan warga biasa.
"Pembagian keuntungan atau fee dijanjikan per satu minggu dengan jumlah relatif. Sebagian warga ada bentuknya investasi kalau saya, pemilik toko kelontong, saya menyediakan barang, dia yang keliling lalu dia yang kasi fee," jelas Linda.
Linda dan para korban lainnya sudah melaporkan peristiwa yang mereka alami ke Polsek Tenjo dengan membawa alat bukti berupa chat atau percakapan melalui aplikasi WhatsApp dan bukti transfer uang.
Penampakan rumah di Perumahan Tenjo City yang dijadikan kantor usaha investasi beras Bulog diduga bodong. (Foto : iNewsBogor.id/Iwan Setiawan)
"Saya membuat laporan polisi ini, karena orang yang mengelola investasi itu sudah tidak ada di rumah, kemungkinan dia sudah kabur. Kami warga, meminta pihak kepolisian segera menangkap para pemilik investasi itu," harapnya.
Editor : Furqon Munawar