Selanjutnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam kesempatan yang sama, menyampaikan apresiasi kepada BNPT, Densus 88, dan para pihak yang terlibat.
"Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada kerja keras kita, terutama dari BNPT, Densus kolaborasi yang sangat luar biasa dengan seluruh Jamaah Islamiyah yang telah bekerja keras hampir 45 kali melaksanakan kegiatan pertemuan dan saat itu muncul kesepakatan dan ikrar bersama untuk sama-sama kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucap Listyo.
Listyo Sigit juga menekankan pentingnya pendekatan soft approach dalam program deradikalisasi. "Ini adalah buah dari pendekatan soft approach dan tentunya kita sudah memiliki komitmen untuk bersama-sama menjaga, bergabung, dan memperkuat NKRI," ujarnya.
Deklarasi ini disambut hangat oleh Siswanto, salah satu mantan anggota Jamaah Islamiyah, yang mangeharapkan hilangnya tindakan tindakan ekstremisme.
Momen kebersamaan dabadikan usai pembubaran dan pembacaan ikrar setia Jamaah Islamiyah, digelar BNPT dan Densus 88 Anti Teror. (Foto : Istimewa/iNewsBogor.id)
"Proses pendampingan ini telah berjalan sejak deklarasi pertama pada 30 Juni 2024, hingga pertemuan ke-45 hari ini. Harapan kami, ini menjadi langkah terakhir untuk memastikan integrasi penuh kami dengan negara dan masyarakat, sehingga tidak ada lagi ekstremisme. Semoga mereka yang masih di luar juga segera menyadari dan bergabung," harapnya.
Editor : Furqon Munawar