"Pembangunan perumahan,resort itu juga mempengaruhi bentang alam yang ada di lansdcape puncak itu sendiri sehingga konstruktur tanah itu terganggu dan ketika ada kegiatan perumahan dan kondomium dia juga membutuhkan kebutuhan air yang sangat besar dan tidak hanya perubahan bentang alamnya tapi juga pengambilan air bawah tanah cenderung meningkat, harus nya ini ada sikap dari Pemerintah untuk membatasi pebangunan perumahan dan villa yang merubah bemtang alam itu sendiri," jelasnya.
Pemerintah diminta segera bersikap atas dan membatasi maraknya pembangunan villa dan perumahan yang berpotensi merubah bentang alam tersebut karena puncak ini merupakan paku bumi dan posisinya sangat penting bagi wilayah lainnya seperti Cianjur dan Sukabumi serta wilayah lainnya.
"Ketika terus mengalami perubahan bentang alam atau alih pungsi semakin marak oleh kegiatan perumahan,resort, atau villa maka dia akan mempengaruhi daya dukung dan kestabilan yang ada dan bisa memicu bencana banjir,longsor dan juga memicu terhadap patahan sasar yang ada dipuncak itu sendiri apalagi ketika gempa kondisinya bisa lebih parah," beber Wahyudi.
Wahana Lingkungan Hidup ( WALHI) juga meminta pemerintah melakukan pemeriksaan dan kajian ulang terhadap dokumen Bodetabekjur yang memproyeksikan pertumbuh ekonomi dikawasan tersebut sehingga tidak ada lagi penyimpangan penggunaan alih fungsi lahan.
Editor : Furqon Munawar