Pemkot Bogor Berkomitmen Wujudkan Kota Bebas Stunting

Sebagai langkah awal, bantuan berupa telur, beras, kue, dan susu telah disalurkan kepada anak-anak stunting dan keluarga mereka. Bantuan ini berasal dari berbagai pihak, termasuk sumbangan pribadi Wakil Wali Kota Bogor, Dinas Sosial, dan BAZNAS.
Namun, Jenal Mutaqin menegaskan bahwa ke depan, distribusi bantuan akan dilakukan secara lebih terukur agar penanganan dapat berjalan efektif.
"Setiap anak stunting memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga pendekatannya pun harus disesuaikan. Oleh karena itu, peran Dinas Kesehatan sangat krusial dalam mengidentifikasi kondisi ibu hamil dan remaja yang berisiko mengalami stunting," jelasnya.
Di sisi lain, Kepala Puskesmas Pamoyanan, Husnul Khatimah, menuturkan bahwa stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi sejak lahir, tetapi juga bisa terjadi pada remaja.
Remaja putri yang mengalami anemia akibat kurangnya asupan gizi berisiko melahirkan anak stunting di masa depan. Oleh sebab itu, pencegahan harus dimulai sejak dini, meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, hingga dua tahun pertama kehidupan bayi.
"Kami telah melakukan tes hemoglobin (HB) di sekolah-sekolah serta memberikan tablet tambah darah dan vitamin bagi remaja putri sebagai langkah pencegahan," ungkapnya.
Editor : Furqon Munawar