get app
inews
Aa Text
Read Next : Paradoks Hilirisasi Nikel dan Ancaman Limbah Batre

'Belangkas' Hewan Purba di Ambang Kepunahan, Pakar Biologi IPB University Bicara Solusi Penyelaman

Sabtu, 10 Mei 2025 | 23:15 WIB
header img
Belangkas, spesies hewan purba yang terdapat di pesisir Indonesia dan kini nyaris punah. (Foto : Istimewa/wikipedia)

BOGOR, iNewsBogor.id Pernah mendengar tentang belangkas? Hewan purba berbentuk unik ini masih hidup di pesisir Indonesia. Umumnya, masyarakat mengenalnya dengan berbagai nama seperti mimi, mintuna, kepiting ladam, atau horseshoe crab.

Belangkas merupakan fosil hidup yang hanya terdiri dari empat spesies di dunia, tiga di antaranya terdapat di Indonesia, yaitu Tachypleus gigas, Tachypleus tridentatus, dan Carcinoscorpius rotundicauda.

Pakar Biologi Perairan IPB University, Prof Yusli Wardiatno mengungkap bahwa populasi belangkas menurun akibat kerusakan habitat, eksploitasi telur dan darahnya, serta tangkapan sampingan para nelayan.

“Di beberapa daerah, telur belangkas dikonsumsi sebagai bagian dari tradisi lokal. Darahnya yang berwarna biru juga bernilai tinggi dalam industri biomedis karena kandungan hemocyanin-nya,” lanjut Prof Yusli.


Guru Besar sekaligus Pakar Biologi Perairan IPB University, Prof Yusli Wardiatno. (Foto : Istimewa/Humas IPB)

 

Ia menambahkan, di balik manfaatnya, ancaman terhadap belangkas makin nyata. Sebut saja, International Union for Conservation of Nature (IUCN) bahkan telah menetapkan Tachypleus tridentatus yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur (Balikpapan), Sulawesi bagian Utara dan Maluku sebagai spesies yang terancam punah.

Pemerintah Indonesia telah memasukkan ketiga spesies belangkas dalam daftar satwa yang dilindungi melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20 Tahun 2018.

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University ini mengusulkan sejumlah upaya pelestarian hewan ini. Di antaranya dengan pembentukan kawasan konservasi, penangkaran semi-alami, serta edukasi masyarakat.

“Salah satu inisiatif penting tengah berlangsung di Ketapang, Tangerang. Di lokasi ini, pemulihan ekosistem mangrove memicu kembalinya belangkas ke wilayah tersebut,” ungkapnya.

Jika tidak segera dilestarikan, bukan tidak mungkin belangkas hanya akan tinggal nama dalam buku sejarah.

“Mari kita bergerak bersama menyelamatkan fosil hidup ini bagi keseimbangan alam, warisan hayati, dan masa depan generasi mendatang,” ajak Prof Yusli.

Editor : Furqon Munawar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut